Salah satu penghuni Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Kota Prabumulih, yakni Utar Ismail hafal 20 ayat alquran pose bersama, Rabu (26/12/2018) dengan didampingi Iman, salah satu pegawai rutan.
// Berkat Niat dan Kerja Keras Utar Ismail Hafal 20 Ayat Alquran
BAKRON BS.COM -------- Sebagian warga di Kota Prabumulih terkadang menilai Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B tempat warga binaan di penjara begitu seram, dan menakutkan.
Kenapa tidak, tempat tersebut yakni dijadikan rumah bagi orang atau oknum yang melanggar hukum baik merugikan diri sendiri, atau pun berbagai kriminalitas merugikan orang lain. Dengan arti kata, mereka dihukum sesuai dengan kesalahannya oleh undang-undang maupun peraturan pemerintah (PP) yang ditetapkan hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berlaku.
Namun sebaliknya tidak, anggapan rutan yang dianggap seram dan menakutkan segelitir orang tersebut. Kini hal itu justru malah terbalik. Artinya, rutan itu bukan hanya dijadikan warga binaan rutan (WBR) tempat menghabiskan waktu mereka guna menjalani massa hukuman saja. Melainkan hal itu, juga dijadikan rumah untuk belajar berbagai ilmu pengetahuan, terutama dibidang keagamaan seperti sholat dan mengaji.
Pantauan media online ketika berkunjung ke Rutan Kelas 2 B, Rabu (26/12) kemarin sekitar pukul 9.00 WIB. Terbukti saat bertamu dengan memasuki pintu masuk pertama di rutan itu. Awak media ini begitu akrab dan ramah disambut seorang petugas rutan. Kedatangan ini, yakni semata-mata ingin mencari informasi terkait berbagai kegiatan dilakukan warga binaan, khususnya di pagi hari.
Adapun yang menjadi target informasi media ini pertama kali dengan menemui Iman (salah satu) petugas yang membidangi terkait aktivitas keseharian warga binaan. Juga termasuk di dalamnya pun soal kegiatan agama Islam.
Setelah berbincang sebentar, tak lama kemudian Media Berantassumsel ini diajak langsung bertamu dengan seorang penghuni rutan, yaitu Utar Ismail. Yang dimana, seorang paruh baya ini dianggap pihak rutan sudah mending memiliki bekal ilmu agama semacam sholat lima waktu dan mengaji alquran.
Media ini langsung bertemu dengan Utar Ismail di rutan/ tepatnya di tempat duduk yang biasa menjadi tempat nongkrong sebagian kecil penghuni rutan, di sela-sela tak ada kesibukan mereka.
Nah, disebuah tempat duduk inilah Utar Ismail (54) mencerita hingga dirinya bisa dapat pelajaran ilmu agama terutama mulai sholat sunnah, wajib dan sampai mengaji pun terus kini dilakoninya.
Ia menceritakan, sebelum masuk ke penjara dua tahun lalu. Ayah dari 7 anak itu sama sekali tidak mengenal dengan ilmu agama, alias buta. Kesehariannya, sebagian waktu dihabiskan untuk hal-hal yang tak berguna seperti mengonsumsi barang haram narkoba jenis sabu.
Awalnya konsumsi sabu tersebut iseng-iseng diberikan secara percuma oleh temannya. Namun, lama kelamaan kebiasaan tersebut semakin ketagihan, hingga mengantarkan dirinya ke bilik jerusi besi ini.
"Ya, jangankan mau sholat/mengaji ini. Saya pun tidak bisa membaca tulisan latin. Maklum saya hanya bersekolah sampai kelas 3 sekolah dasar (SD)," ujarnya ketika dibincangi, Rabu (26/12/2018) dengan didampingi petugas rutan, Iman.
Meskipun demikian, hal itu tak menyurutkan niatnya buat belajar sholat dan mengaji demi semata-mata mendekatkan diri kepala Allah SWT, dan meminta ampun atas dosa-dosa yang pernah dilakukan sejak 52 tahun silam.
Berkat usaha keras yang dilakukan suami dari Lulu Kartika ini sudah dua tahun belakangan tinggal di penjara. Kebetulan niat untuk berubah dan belajar ilmu agama tersebut ada bimbingan dari pihak rutan.
"Alhamdulillah, sejak masuk 2017 lalu saya sudah hafal sebanyak 20 ayat alquran di jus 30 itu," ungkap pria berkulit sawo matang bertubuh mungil ini.
Ditambahkan lagi, tekad dirinya untuk berubah atas khilafan dan dosa yang pernah dilakukannya selama ini. Sejak 3 tahun lalu ia mendapatkan cobaan begitu berat dari Tuhan Yang Maha Esa (YME). Mengingatkan di tahun yang hampir bersamaan, keluarganya mendapatkan musibah. Pertama anak keduanya meninggal dunia, dan kemudian begitu pun sebalik istrinya menyusul meninggal dunia panah ini.
"Dengan adanya musibah yang beruntun ini, dan saya masuk penjara kasus narkoba. Itu hal, tentu setidaknya hikmah bagi saya dari tuhan agar bisa berubah," ungkapnya lelaki identik berpeci ini.
Menurut lelaki kelahiran Prabumulih ini, ia berjanji setelah keluar dari dengan hukuman selama 4,2 tahun atau tepat pada 2021 nanti. Dirinya tak akan melakukan lagi hal-hal yang dilarang agama tersebut. Dia mencoba terus mendekatkan diri kepada tuhan, dan mencari rezeki bagi anak-anaknya.
Kendati berat soal ini di jalankan dalam kehidupannya di tengah lingkungan masyarakat, kata dia, jika diberikan umur yang panjang oleh tuhan.
"Mau tak mau saya harus total perbaiki diri buat hidup lebih baik lagi. Apalagi sekarang ini, saya sudah berubah benar berkat bimbingan dari pak ustad itu. Saya sudah bisa menahan marah, misalnya. Bukan sebaliknya, semacam dulu kehebatan itu merasa ada dikita," tuturnya.
"Masih banyak yang harus dipikirkan kita kedepan dalam hidup ini. Terutama kedua anak saya masih kecil yang dititipkan di sebuah panti asuhan kota ini," akunya dengan muka berbinar-binar seraya mengatakan kegiatan belajar mengaji di rutan ini dimulai jam 8 pagi dan berakhir setelah sholat zhuhur rutin setiap Rabu serta Sabtu dalam sepekannya.
Kemudian lanjutnya, usai ia menerima pelajaran terbaru (ayat) selanjutnya dari sang ustadz. Dirinya pun, kembali mendalami lagi bacaan pendek, panjang dan tajwid alquran yang diajarkan itu. Dimana, guna memperdalam menyangkut bacaan tersebut dihabiskan di musholla rutan ini.
"Ya, bukan cuma saya saja yang dinilai nol besar permasalahan ngaji dan sholat itu. Sama juga, mereka (warga binaan, red) seperjuangan lainnya, yang dulu kemungkinan tak bisa ngaji dan sholat itu. Alhamdulillah, saya bersama mereka terus belajar-belajar. Karna untuk belajar kebaikan itu tak ada kata terlambat," tutupnya selama di Kota Seinggok Sepemunyian ini ia hanya membuka usaha depot air minum mineral sambil menyebutkan setelah keluar dari penjara akan mengikuti anaknya yang tinggal di Jakarta. (*)
Posting Komentar
0Komentar