PRABUMULIH, BS.COM - Puluhan barel minyak mentah milik PT Pertamina Asset II Feild Prabumulih menggenangi aliran Sungai Kelekar.
Kontaminasi tersebut diduga akibat kebocoran Line Pipe pada salah satu tangki penyaluran, penerimaan dan penimbunan minyak (P3) Pertamina tersebut.
Diperkirakan kebocoran terjadi pada pukul 01.30 WIB. Hingga kini minyak berwarna hitam pekat tersebut sudah mencapai wilayah Kebun Duren Kecamatan Prabumulih Barat dan akan terus mengalir hingga ke Kelurahan Wonosari Prabumulih Utara.
Terpantau dilapangan, akibat hamparan minyak tersebut, beberapa jenis ikan diketahui mati. Seperti ikan Sapu sapu (Hypostomus Plecostomus) Lele (Ell Fish), sepat rawa dan kepiting. Selain itu, puluhan warga merasa khawatir dampak negatif limbah pada kesehatan.
"Pasca kebocoran, pihak perusahaan sejauh ini sudah melakukan pembersihan limbah. Namun kami khawatir limbah tersebut mungkin dapat meresap ke sumur air minum, mengingat sebagian besar masyarakat membuat sumur berdekatan dengan aliran sungai," ujar Faisal salah satu warga setempat, Minggu (02/12/2018).
Sementara itu, PT pertamina Asset II Filed Prabumulih melalui Asmen Legal and Relation Setyo Puji Hartoyo menuturkan, pihaknya telah berupaya menetralisir agar pencemaran tak meluas. Menurutnya kebocoran terjadi akibat faktor alam dan cuaca yang mengakibatkan minyak menguap dan pressure di dalam pipa menjadi tinggi.
"Dari analisa kita sementara, kebocoran disebebkan oleh faktor cuaca yang mempengaruhi tekanan minyak sehingga terjadi kebocoran di salah satu pipe transper kita. Namun pasca kejadian, kita langsung memblok aliran minyak dengan boom oil dan memasang slickbar agar minyak tidak terlalu meluas," ungkapnya.
Dikatakan Setyo, operasi pembersihan melibatkan tim HSE PT Elnusa dan masyarakat sekitar lokasi. Saat ini Proses tersebut sudah mencapai 80 persen untuk titik awal hingga lokasi akhir.
"Kita sengaja melibatkan masyakatat di sekitar TKP untuk melakukan pembersihan. Dari pantauan kita, saat ini proses sudah mencapai 80 persen," tuturnya.
Setyo mengatakan minyak mentah yang mengalir disepanjang sungai tidak mengandung unsur kimia yang berbahaya. Hanya saja hawa panas yang ditimbulkan minyak, diduga menjadi faktor penyebab ikan mati.
"Kami telah bekerja sama dengan DLH Pemkot Prabumulih untuk mengukur kualitas air sampai kembali normal. Sejauh ini kita belum menerima laporan dari masyarakat terkait air di sumur pribadi mereka berubah warna," tambahnya. (Red)
Posting Komentar
0Komentar