Nur Hakiki "Bayi Lahir Tanpa Hidung dan Anus" Butuh Uluran Tangan

Berantas Sumsel
By -
0

Nur Hakiki bayi laki-laki lahir cacat fisik tanpa hidung dan anus anak pasangan suami istri (pasutri) Saipudin dan Komariah, warga Desa Talang Taling, Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim membutuhkan uluran tangan warga guna biaya pengobatan anak mereka.

MUARA ENIM, BS.COM - Pasangan suami-istri (pasutri), yakni Saipudin (26) dan Komariah (25) merupakan Warga Dusun 1 RT 02, RW 01, Desa Talang Taling, Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan ini, tampaknya harus sabar dalam mendapatkan ujian.

Pasalnya, kini mereka berdua harus berjuang karena pasutri ini telah mendapatkan si buah hati idamannya selama ini.

Namun sangat disayangkan tuhan berkehendak lain, ternyata anak mereka lahir berjenis laki-laki dengan keadaan cacat fisik.

Bayi yang lahir pada 25 Desember 2018 lalu diberikan nama oleh pasutri, yaitu Nur Hakiki. Bayi ini lahir terhitung genap usianya dua minggu dengan cacat fisik tanpa hidung dan anus itu.

Setelah lahir, kedua pasutri telah berupaya mendatangi dinas kesehatan setempat guna kesehatan bayinya, serta mencari jalan keluar untuk si jabang bayinya ini agar menjadi fisik yang normal fisik. Meskipun terkendala keadaan dan keterbatasan biaya, pasutri tersebut tetap semangat  berusaha untuk kesehatan bagi sang buah hati mereka berdua.

Terkait hal tersebut, Kepala Desa (Kades) Talang Taling Sapran ketika dijumpai wartawan (07/01/2019) mengungkapkan, tak menampik ada warganya yang melahirkan bayi tanpa hidung dan anus.
"Kita sudah koordinasi soal bayi lahir tanpa hidung dan anus dengan pihak terkait, yakni Puskesmas Gelumbang dan pihak BPJS Kabupaten Muara Enim. Kita pun sudah membantu untuk pembuatan BPJS, dan tinggal menunggu proses terbitnya," ujar kades setempat seraya mengatakan menurut pihak kesehatan bayi tersebut harus segera dioperasi.

Dikatakan, pihaknya pun berharap semoga sebelum dioperasi bayi tersebut dapat bisa dibantu alias butuh uluran tangan masyarakat, dan atau pun pihak lainnya.
"Apalagi kejadian seperti ini  baru kali pertama ada di desa kita," ungkapnya.

Lanjut Sapran, diharapkan supaya program  berobat gratis segera cepat di realisasikan oleh pemerintah.
"Oleh karena mengingat mereka (masyarakat, red) kami itu tergolong kategori keluarga kurang mampu. Jadi, keluarga mereka ini memang sudah sepantasnya layak menerima bantuan kesehatan maupun material dari para penyumbang biaya pengobatan anak mereka tersebut," tukasnya. (Junaidi)
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)