Tampak sampah kering berserakan di dalam sebuah hutan, di Perumahan Nasional (Perumnas) 3, RT 03, RW 8, Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur Kota Prabumulih, Sabtu (5/1/2019) dibakar oleh warga.
PRABUMULIH, BS.COM - Tampaknya terkait soal sampah berserakan di sejumlah sudut daerah di Kota Prabumulih tak kunjung usai dikeluhkan warga.
Dimana, masih terdapat sebagian kecil sampah yang terlihat di pinggir jalan atau di semak belukar atau pun dalam hutan. Hal itu tidak lain, yakni akibat ulah segelintir tangan jahil oknum yang tidak bertanggung jawab.
Seperti halnya sampah yang berserakan dalam sebuah hutan di Perumahan Nasional (Perumnas) 3, RT 03, RW 8, Kelurahan Gunung Ibul (GI), Kecamatan Prabumulih Timur Kota Prabumulih ini.
"Hutan ini sebagian pelarian mereka (warga, red) dijadikan tempat pembuangan sampah gratis oleh mereka," ujar Ketua RT 3, RW 8, Rikki Syahruddin ketika dibincangi Berantassumsel, Sabtu (5/1/2019) di sela-sela membakar sampah tersebut.
Dikatakannya, padahal warga sudah diperingati pihaknya agar tak membuang sampah sembarangan tempat. Dan, Apalagi di sekitar daerah ini ada rute Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah lengkap dengan kontainer sediakan oleh pemerintah.
"Jadi mana sampah-sampah yang kering baik organik maupun non organik yang kering kita langsung bakar saja. Inti menurutnya, hal ini bisa terjadi memang dinilai kesadaran warga disini masih kurang/menganggap sepeleh permasalahan sampah," ungkap pria berkacamata tersebut.
Akibat sampah yang berserakatan itu, kata lelaki yang juga merupakan seorang guru di Sekolah Menegah Pertama Negeri (SMPN) 2 Prabumulih, tentu menimbulkan aroma bau tak sedap di sekitar tempat tinggal warga.
"Terlebih lagi, hal ini dikhawatirkan banyak menimbulkan penyakit dan juga berdampak banjir," ungkapnya seraya mengatakan kalau sampah tersebut didiamkan saja tentunya volumenya akan terus bertambah.
Bukan hanya menimbulkan aroma tak sedap serta kurang enak pemandangan saja lantaran sampah berserakan di dalam hutan ini.
"Tetapi juga sebaliknya pun, sampah dedaunan yang banyak itu nantinya dikhawatirkan menimbun jalan yang pada akhirnya bisa menyebabkan kebanjiran jalan kami jadinya," tambah Febbi (19) salah satu masyarakat setempat saat dikonfirmasi terpisah. (Putri)
Posting Komentar
0Komentar