Longsor dan Banjir Telan Korban Jiwa

Berantas Sumsel
By -
0

KALIMANTAN BARAT, BS.COM - Bencana banjir, longsor dan puting beliung masih menjadi ancaman bagi masyarakat selama bulan Februari 2019 ini.

Curah hujan berintensitas tinggi masih akan terjadi di wilayah Indonesia. BMKG telah memprakirakan curah hujan tinggi selama Februari 2019 akan terjadi di Aceh Bagian Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa, Kalimantan Barat Bagian Timur Laut, Kalimantan Tengah bagian utara, Sulawesi Tengah Bagian Selatan, Kalimantan Selatan Bagian utara, Kalimantan Tenggara, Papua Barat dan Papua.

Curah hujan deras dan kondisi tanah yang labil telah menyebabkan longsor di Desa Medeng dan Desa Sungkung II, Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat pada 31/1/2019 pukul21.30 WIB .

Longsor menyebabkan 3 orang meninggal dunia, 2 orang hilang dan 11 rumah tertimbun. Permukiman warga berada di bawah lereng perbukitan saat longsor menimbun 11 rumah. Dari 3 korban meninggal dunia salah satunya adalah para balita.

Pencarian kedua orang hilang masih dilakukan oleh tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, SKPD, relawan dan masyarakat. Akses ke lokasi cukup sulit, hanya dapat dilakukan menggunakan sepeda motor.

Sementara itu, hujan deras yang berlangsung selama 3 jam telah menyebabkan banjir di beberapa titik diantaranya; di Perumahan Citraland, Taman Puspa, Pakuwon, Bukit Palma di Kota Surabaya pada 31/1/2019 pukul 15.30 WIB. Banjir menyebabkan satu anak pelajar kelas 1 SMP YPPK Wiyung yang terseret arus masuk ke dalam gorong-gorong

Kronologi kejadiannya adalah motor orang tua korban mogok karena banjir sehingga ayah korban mendorong sepeda motor, sementara korban bersama adiknya berjalan di belakang sekitar 10 meter dari ayah korban.
"Selang beberapa saat, korban bermain gabus di pinggir sungai yang meluap sekitar 30 centimeter ke jalan. Tanpa sepengetahuan ayahnya, tiba-tiba korban terperosok ke dalam sungai yang mengalir deras. Adiknya empat berusaha menolong, namun keduanya hanyut terbawa arus banjir. Adik korban berhasil diselamatkan warga yang kebetulan lewat di lokasi. Sedangkan korban hilang terbawa arus," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB kepada awak media, Sabtu (1/2/2019).

Pencarian dilakukan oleh petugas SAR dan masyarakat dengan menyusuri pinggiran sungai dan menggunakan perahu karet. Pada pukul 20.10 WIB, korban berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Korban langsung dievakuasi menggunakan ambulan ke rumah korban. Banjir telah surut pada pukul 22.00 WIB.

Longsor juga terjadi di Kelurahan Mahawu Kecamatan Tuminting dan Kelurahan Tikalabaru Kecamatan Tilaka Kota Manado Sulawesi Utara pada (1/2/2019) pukul 08.00 WITA. Longsor menyebabkan 2 orang meninggal dunia dan beberapa rumah rusaik berat. BPBD Kota Manado Bersama TNI, Polri, relawan dan masyarakat melakukan penanganan longsor. Pendataan dampak longsor masih dilakukan BPBD.
"Bulan Januari dan Februari adalah puncak bencana banjir, longsor dan puting beliung. Selama bulan Januari 2019, telah terjadi kejadian bencana 366 yang menyebabkan 94 orang meninggal dan hilang, 149 orang luka-luka, 88,613 orang mengungsi dan terdampak, 4,013 unit rumah rusak  meliputi 785 rusak berat, 570 rusak sedang, 2.658 rusak ringan, dan 146 fasilitas umum rusak," terangnya.
"Sehingga lebih dari 98 persen bencana yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi selama Januari 2019. Bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sulawesi Selatan merupakan bencana yang banyak menimbulkan korban meninggal dan hilang," bebernya.

Dalam periode yang sama, yaitu 1 Januari hingga 31 Januari, jumlah kejadian bencana tahun 2019 lebih banyak daripada 2018 lalu. Perbandingan bencana antara 2018 dan 2019 menunjukkan bahwa jumlah kejadian bencana naik 57,1 persen, korban meninggal dunia dan hilang naik 308,7 persen, korban luka-luka naik 186,5 persen, korban mengungsi dan terdampak turun turun 49,8 persen, dan jumlah rumah rusak turun 59,7 persen.
"Sementara itu bencana banjir dan longsor yang melanda 13 kabupaten/kota yaitu Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap, Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Sinjai tercatat pada 1 adalah 79 orang meninggal dunia, 1 orang hilang, 46 orang luka-luka,dan 9.429 orang mengungsi. Kerusakan fisik meliputi 559 unit rumah rusak, 22,156 unit rumah terendam, 13.808 ha sawah terendam dan puso, 12 unit tempat ibadah, 8 fasilitas pemerintahan,2 unit pasar,34 unit jembatan, dan 70 fasilitas Pendidikan. Gubernur Sulsel telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari yaitu tanggal 23/1/2019 hingga (6/2/2019)," imbuhnya.

Masyarakat dihimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. Amati kondisi lingkungan sekitar anda. Orangtua hendaknya lebih meningkatkan mengawasi anaknya. Jangan melakukan aktivitas di sekitar sungai karena seringkali tiba-tiba terjadi peningkatan debit sungai karena di hulu hujan deras.
"Waspada terhadap longsor. Longsor penuh ketidakpastian seringkali terjadi tiba-tiba. Beberapa tanda potensi longsor di perbukitan atau lereng antara lain adanya retakan tanah, timbulnya amblesan, munculnya mata air atau rembesan air di lereng, pohon miring, atau air sumur atau kolam tiba-tiba menjadi keruh," pesannya. (IMO Sumsel Indonesia/Red)
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)