LAHAT, BS.COM Kekecewaan masyarakat yang bermukim di Desa Tanjung Kurung Ilir, Kecamatan Tanjung Tebat Kabupaten Lahat terhadap upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) sangat dirasakan ketika terjun langsung bertemu dengan beberapa masyarakat di lokasi Jalan Amblas, Sabtu (16/2/2019) pagi.
Samrulah, salah satu warga mengaku bahwa seluruh penduduk desa sangat menaruh besar harapan kepada Pemkab Lahat dalam menanggulangi bencana alam tanah longsor di desanya ini. Karena saat hujan deras turun tanah jalan ikut tergerus mengkibatkan jalan menyempit berpotensi putus jika penanggulangannya tak maksimal.
Ditambahkannya, penanggulangan yang diharapkan bukan hanya diberi tali garis pembatas dipinggir jalan sebagai tanda ada jalan longsor. Penduduk sepakat menginginkan pembangunan tembok penahan atau bronjong didinding jalan untuk menahan tanah agar tidak kembali amblas.
"Pemkab terkesan setengah hati kepada kami, karena lokasi ini jalan utama satu-satunya akses kami untuk keluar desa yang menghubungkan ke desa lain, dan ditakutkan kami akan terisolir tidak bisa keluar desa dengan mengendarai sepeda motor dan angkutan umum," keluhnya.
Sementara Kepala Desa (Kades) Tanjung Kurung Ilir, Yuliansyah Putrawan MS saat ditemui di kediamannya membenarkan telah mendapat keluhan kecewa warganya kepada pihak Pemkab terhadap penanggulangan bencana longsor tersebut.
Dirinya telah mengupayakan kehendak warga ketika awal terjadinya longsor dua bulan lalu dan dikemas dalam proposal yang diketahui oleh Camat Tanjung Tebat dan telah diajukan kepada Pemkab Lahat untuk dibangun tembok penahan/ bronjong.
"Namun proposal yang diserahkan dua bulan lalu itu belum mendapat jawaban atau pun tindakan. Bahkan perhatian Pemkab sangat cepat, sehari setelah ada tayangan berita jalan amblas desa kami ini di media. Sayangnya, Pemkab hanya memberi garis pembatas tanda peringatan hati-hati," ungkapnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PUPR Lahat, Mirza Azhari, ST, MT dihubungi via ponsel menerangkan sesuai dengan kemampuan dana Pemkab yang ada saat ini maka tiga hari yang lalu, Rabu (13/2/2019) terjun ke lokasi longsor persis di dan melakukan tindakan awal memberi tali garis pembatas peringatan disepanjang jalan amblas.
"Untuk tindakan selanjutnya seperti pembangunan tembok penahan bronjong itu kita masih menunggu dana yang ada. Karena dana APBD sudah ketuk palu dan dana untuk penanggulan bencana di BPBD itu juga lagi kosong. Tapi kita telah mengetahui dengan jelas kondisi tanah amblas dan hal itu telah kami laporkan kepada Bupati Lahat," terang Mirza yang terkenal ramah dan dekat dengan wartawan.
Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, tercatat dalam sejak dua bulan terakhir ini, tingginya curah hujan kerap terjadi bencana alam longsor, khususnya di area jalan dekat bukit dalam Bumi Seganti Setungguan. Baik yang menimpa tanah jalan penghubung Kabupaten Lahat ke Kota Pagaralam, maupun jalan yang menghubungkan wilayah Lahat dalam Provinsi Sumatera Selatan ke Provinsi Bengkulu.
Tak terkecuali, hasil penelusuran, Selasa (12/2/2019) ke lokasi amblasnya Jalan Aspal Hotmix di Kecamatan Tanjung Tebat, Kabupaten Lahat tepatnya di Jalan Tanjakan Tebing Pelumay Dusun II Desa Tanjung Kurung Ilir, yang menjadi akses jalan penghubung ke Desa Tanjung Kurung Ulu.
Warga setempat yang berhasil dimintai keterangan saat di lokasi, menerangkan bahwa amblasnya jalan terjadi sekitar dua bulan yang lalu diakibatkan hujan deras saat itu tanah amblas jatuh di ketinggian 4 meter ke sungai air salak yang persis berada di samping jalan. Akibatnya jalan mengurangi kelebaran tanah sekitar 30 Centi Meter (CM) dari lebar jalan semula 3 meter. (Baraf Dafri FR)
Posting Komentar
0Komentar