PALEMBANG, BS.COM - Gubernur Sumatera Selatan, H Herman Deru melepas ekspor komoditas pertanian Sumatera Selatan bertempat di Pelabuhan Boom Baru Palembang, Jumat (15/3).
Gubernur dikesempatan itu mengajak semua unsur di Sumsel untuk terlibat dalam mengairahkan kembali ekspor produk hasil pertanian di Sumsel mengingat daerah ini masih memiliki komoditas yang dapat jual ke luar negeri bukan saja karet, kopi dan kelapa saja.
Namun pihak Balai Karantina Pertanian Sumsel juga diharapnya proaktif dalam mempasilitasi eksportir lokal. Dengan memberikan pelayanan yang tidak berbelit dan pengurusan perizinan yang mudah. Demikian juga dengan pihak pelabuhan diharap memberikan kemudahan jangan sampai terjadi penumpukan terlalu lama di pelabuhan karena sesuatu yang tidak begitu penting.
"Masyarakat petani di Sumsel juga kita ajak ayo. Kita garap potensi pertanian ini dengan serius jangan tanggung-tanggung. Kalau bisa kedepan kita tidak mengekspor dalam bentuk bahan baku lagi. Tapi bagaimana kita jual produk dalam bentuk setengah jadi atau dalam bentuk olahan. Contohnya kalau selama ini kita ekspor bulat kedepan kenapa kita tidak manfaatkan sabutnya untuk keset kaki/tali kapal dan sebagainya, sehingga akan meningkatkan harga jual dan nilai tambah bagi masyarakat," harap Herman Deru.
Lebih lanjut gubernur menegaskan, upaya yang dilakukan pemerintah dalam lalu lintas perdagangan ekspor ini sudah dilakukan salah satunya ditandai dengan diresmikannya Pelabuhan Laut Tanjung Api-api beberapa hari lalu.
"Para perusahaan juga kita harapkan untuk taat aturan. NPWP harus dibuat di wilayah Sumsel. Jangan lagi di luar wilayah," ajaknya.
Sementara itu Kepala Karantina Pertanian Kelas I Palembang, Bambang Hesti Sosilo menegaskan, berdasarkan data diitem aplikasi Perkarantinaan pada 2018 lalu. Ekspor komoditas pertanian dari Sumsel berupa karet sebanyak 249,000 ton dengan nilai Rp 3,980,767,105.600 kelapa bulat sebanyak 129,001 ton dengqn nilai Rp 245,10,901,90- dan kopi sebannyak 2,195 ton dengan nilai Rp 39,507,458,400. Sedangkan untuk ekspor kali ini dengan
negara tujuan ekspor diantaranya Jepang dan Filandia berupa karet dengan jumlah 1,108 ton dengan nilai Rp 21,687,149,260 atau setara dengan 1,55,00 USD. Selanjutnya untuk komoditi kelapa yang di ekspor Sumsel sebanyak 500 ton dengan nilai Rp 1,330,000.000/setara engan nilai dengan 95000 USD dengan negara tujuan China. Sedangkan komoditas Kopi sejumlah 210 dengan nilai Rp 4,224,780,000/setara dengan 301,770 USD dengan tujuan Inggris.
Dikesempatan tersebut Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, PhD menyerahkan Sertifikat Kesehatany Tumbuhan (Phytosanitary Certificate) kepada tiga perusahaan eksportir yakni PT Surya Ido Cocos, PT Hevea Muara Klingi dan PT Budi Wahana. Dengan telah diterbitkannya sertifikat untuk ketiga perusahaan tersebut maka ada jaminan persyaratan negara tujuan ekspor telah terpenuhi. Disamping itu potensi ditolaknya produk ekspor Indonesia ke negara tujuan dapat di minimalisir.
Pelepasan ekspor komoditas pertanian Sumsel kali ini ditandai dengan pemecahan kendi oleh Gubernur Sumsel tehadap petikemas yang memuat kopi, karet dan kelapa untuk selanjutnya diberangkatkan ke negara tujaun ekspor tani Inggris, China dan Jepang dan Finlandia. (Repsus/Red)
Posting Komentar
0Komentar