Kronologis Tewasnya Guru SMP Cerita Keluarga

Berantas Sumsel
By -
0

Pemakaman Korban Ditusuk Suami: Suasana pemakaman korban Rozalina (36), guru SMP Negeri 12 Lubuk Linggau di TPU Kenanga I, yang tewas usai ditusuk suaminya sendiri, Sudirman, pada Rabu (06/03/2019) sore kemarin.

LUBUK LINGGAU, BS.COM – Suasana duka sangat terlihat saat ratusan pelayat dari keluarga, tetangga korban, masyarakat sampai rekan-rekan sekolahnya di lingkungan Dinas Pendidikan Lubuk Linggau mengantar mengiringi jenazah Rozalina (36) ke tempat peristirahatan terakhirnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kenanga I, Kamis (07/03/2019) pagi, sekitar pukul 11.00 WIB.

Hingga kini baik dari keluarga, teman-temannya dan tetangga korban masih belum mempercayai guru PNS (ASN) yang berdinas di SMP Negeri 12 Kota Lubuk Linggau ini harus meregang nyawa dan tewas di kamarnya setelah ditikam berapa kali menggunakan pisau oleh suaminya sendiri, Sudirman (36), pada Rabu (06/03/2019) siang, sekitar pukul 14.00 WIB kemarin.

Beragam alasan dan penyebab pemicu aksi kejam pelaku, yang merupakan suami kedua korban yang menikahinya sejak 2008 lalu merebak dan beredar cepat di tengah masyarakat. Padahal sebelumnya keduanya dikenal adem ayem dan tidak pernah memiliki permasalahan atau percekcokan.

Menurut Bahusni kakak Ipar korban menyebutkan, kejadian tersebut bermula saat pelaku menjaga warung di rumahnya di Jalan Mangga Besar Kelurahan Kenanga, RT 01 Kecamatan Lubuk Linggau Timur II, dan terlibat percekcokan kecil dengan korban.
“Karena percekcokan itulah, lalu Sudir mengancam akan menceraikan Lin (korban), dan meminta untuk membagi harta, dan pelaku meminta mobil,” kata Bahusni, ketika dibincangi awak media di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kenanga I.

Ancaman pelaku ternyata bukan gertakan belaka, ia (pelaku) kemudian membawa mobil Honda Jazz yang dibeli dari hasil jerih payah korban Rozalina selama ini. Akibatnya, lantaran merasa mobil itu miliknya, korban pun menelpon Sudir agar segera mengembalikan mobil tersebut.

Bahkan, korban sempat mengancam pelaku jika dalam batas dua hari mobil itu tidak dikembalikan, dirinya akan melaporkan pelaku ke polisi.

Nah, diduga tersinggung dengan ucapan korban, pelaku lalu pulang ke rumah, dan disitulah puncak terjadi keributan yang berujung meninggalnya korban ditangan suaminya sendiri. Pelaku yang emosinya sudah keubun-ubun, kemudian menunggu korban di dalam kamar. Setibanya korban di rumah dan bertemu pelaku hingga sampai terjadi penusukan yang menyebabkan korban meninggal dunia dengan empat tusukan pada perut bagian kanan dan kiri, dibawah ketiak, dan lengan kanan.
“Kemungkinan keributan itu dipicu masalah teropong, karena Sudir memang hobi berburu, dan mau membeli teropong untuk senjata. Kemungkinan tidak dikasih uang karena yang memegang keuangan korban, akhirnya kesal dan terjadi keributan,” terang Bahusni, menyesalkan kejadian tersebut.

Ia pun tidak menyangka terjadinya peristiwa pembunuhan tersebut, sebab diantara keduanya selama ini dinilai adem-adem saja dan tidak pernah terjadi keributan.
“Tidak ada firasat, dia (pelaku, red) merupakan suami kedua korban dan menikah sejak 2008 lalu,” tambah Bahusni.

Sementara pihak keluarga korban meminta pelaku di hukum seberat-seberatnya, sesuai dengan kesalahan dan diproses menurut hukum yang berlaku. (Sumateranews/Red)
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)