PONOROGO, BS.COM – Tokoh wanita kharismatik, Siti Hardiyanti Rukmana, putri pertama almarhum Presiden Soeharto, mengatakan masyarakat harus mengawal pemilihan Umum (Pemilu)17 April 2019 mendtang agar jika terjadi kecurangan bisa diatasi.
“Mahasiswa dan masyarakat Ponorogo diharapkan turut berpartisipasi mengawasi perhitungan suara pada pemilihan di 17 April mendatang, caranya foto suasana di TPS dan hasil penghitungan suara, pengawalan ini sangat diperlukan agar tidak ada yang memainkan hasil penghitungan suara,” kata Tutut, saat berbicara dalam Pengajian Ahad Pagi di Masjid Al Manar, Kompleks Universitas Muhamadiyah Ponorogo, Minggu, 31 Maret 2019.“Saya sampaikan imbauan ini karena peduli pada bangsa dan negara Indonesia,” ujarnya di hadapan 1,500 peserta pengajian.
Pengajian Ahad pagi Al Manar dihadiri mahasiswa dan warga sekitar. Acara rutin ini berlangsung pukul 06.00 WIB masyarakat dan mahasiswa memadati lapangan parkir di tengah kompleks Universitas Muhamadiyah Ponorogo sejak usai shalot subuh.
Sebelum Tutut berbicara, Ustadz Haykal Hasan mengajak peserta pengajian mengingat kembali era kepemimpinan Soeharto.
“Kita pasti masih ingat dengan wajib belajar sembilan tahun, swasembada beras, ketahanan pangan, dan masih banyak lagi, keluarga Pak Harto berusaha melanjutkan perjuangan Pak Harto membangun Indonesia sebagai bangsa mandiri,” ungkal Ustadz Haykal Hasan.
Ustadz Haykal Hasan masih ingat ketika jilbab dilarang di sekolah-sekolah. Umat Islam menyalahkan Soeharto. Yang terjadi justru sebaliknya, putri pertama Soeharto, yaitu Tutut, justru mengenakan jilbab.
Masjid Al Manar adalah satu dari 999 masjid yang dibangun Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila pimpinan almarhum Presiden Soeharto. Tutut sedikit bercerita bagaimana yayasan itu terbentuk, pendanaan, dan gagasan membangun masjid dari Sabang sampai Merauke.
Bukan kali pertama Tutut mengingatkan warga untuk mengawal pemilu. Sebelumnya, dalan kunjungan ke Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang, dan usai panen raya di Kediri, Tutut juga mengutarakan hal serupa. (Red)
Posting Komentar
0Komentar