Ali Aman : Tolak Pemutaran Film Kucumbu Tubuh Indahku

Berantas Sumsel
By -
0

PRABUMULIH, BS.COM – Penolakan pemutaran Film "Kucumbu Tubuh Indahku" karya Sutradara terkenal Garin Nugroho, terus meluas ke sejumlah daerah di Tanah Air. 

Setelah Depok, Jawa Barat, Kalimantan, dan daerah lainnya, kini penolakan juga terjadi di Kota Prabumulih.

Penolakan pemutaran film berdurasi 106 menit dan bergenre khusus dewasa ini datang dari pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Prabumulih. Lewat surat edaran bernomor : 023/VII-Pbm/IV/2019, yang ditujukan untuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), MUI menolak pemutarannya di Bioskop yang ada di Prabumulih.

Selain dianggap menampilkan alur cerita atau synopsis yang menggambarkan prilaku LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender), hubungan intim laki-laki dengan laki-laki, film yang diproduseri oleh Ifa Isfansyah yang juga dikenal sebagai sutradara film ini dikhawatirkan menimbulkan dampak sosial psikologis kurang baik bagi masyarakat dan umat Islam khususnya, karena bertentangan dengan syariat Islam.
“Serta dikhawatirkan dapat memicu gejolak dan perpecahan antar umat beragama yang pro dan kontra terhadap pemutaran film ini,” ungkap Ketua MUI Prabumulih, H, Ali Aman SAg, MM, Rabu pagi (1/5/2019) pagi.

Menurut Ali, meski belum terpantau pemutarannya di Bioskop Prabumulih, namun pihaknya sudah meminta pihak KPI dan pihak-pihak terkait lainnya termasuk Pemerintah Kota Prabumulih, agar melarang dan memboikot pemutaran film yang telah tayang serentak secara nasional, pada 18 April 2019 lalu tersebut.
“Kami sangat menolak, mau melegalkan gaya zaman Luth lagi apa, film yang benar-benar tidak mendidik dan jauh dari koridor syariat Islam,” tegasnya.

Kecaman keras serupa juga datang dari Andi (41). Bahkan, warga Prabujaya, Kecamatan Prabumulih Timur ini meminta, agar film Kucumbu Tubuh Indahku dihapus keberadaannya, dan tidak pernah ditayangkan lagi di seluruh Bioskop di Indonesia.
“Saya belum menontonnya, tapi dari informasi yang saya dapat dari film itu, mengkisahkan tentang seorang penari laki-laki, berasal dari sebuah desa kecil di tanah Jawa. Sebuah film, yang memang tak pantas ditayangkan, dan wajar ditolak di seluruh daerah,”  kata pria tersebut dikonfirmasi terpisah. (Red)
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)