OKU, BS.COM - Ratusan masyarakat Batumarta berkumpul di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Baturaja pada Sabtu, (13/07/2019), kehadiran masyarakat tersebut untuk menghindari bakti sosial (Baksos) dari Komando Pendidikan Dan Latihan Tempur Angkatan Darat (Kodiklat AD).
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka sosialisasi Latihan Tempur Antar Kecabangan (Lat Ancab) yang akan digelar dalam waktu dekat di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Baturaja.
"Hari ini kita melaksanakan kegiatan Adventure dan bakti sosial kepada masyarakat Batumarta, dimana daerah ini bagian dari tempat tanggung jawab latihan Puslatpur dibawah Kodiklat,” kata Dan Kodiklat AD Letjen TNI AM Putranto, saat dibincangi awak media usai kegiatan itu.
Dikatakan jenderal bintang tiga itu, kegiatan lat ancab ini akan dilaksanakan pada bulan agustus mendatang, untuk itu pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang berada diseputaran area latihan.
Luas lahan yang dimiliki angkatan darat sebagai pusat latihan tempur di Kabupaten OKU dan OKU Timur tersebut seluas 43 ribu hektar (Ha).
“Lahan ini milik AD bukan milik pribadi, saya izinkan daerah tertentu yang bisa dikelola oleh bapak/ibu, yang penting menambah penghasilan, dan itu bukan lahan turun temurun,” jelasnya
Menurut dan kodiklat saat ini setiap tahun minimal 3 kali latihan akan dilaksanakan di Puslatput.
“Dengan adanya latihan yang diadakan 3 kali dalam 1 tahun, kami berharap eknomi masyarakat juga akan meningkat,” harapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sembako yang dibagikan hari ini jangan dinilai besar atau kecilnya.
“Ini bentuk ikatan batin kami dengan masyarakat Batumarta,” jelas dan kodiklat.
Menurut Letjend AM Putranto Kodiklat AD telah melakukan berbagai pembenahan di area latihan tersebut.
“Untuk medan yang digunakan sebagai kawasan PTBA dan PT KAI tidak akan digunakan lagi untuk latihan, sehingga sektor untuk latihan dialihkan ke area kanan,” sambungnya.
Hal ini menurutnya pertama untuk faktor keamanan, kedua agar produksi yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut tetap berjalan.
“Karena kalau produksi itu berenti saja satu atau dua jam akan merugikan negara,” ungkapnya. (Red)
Posting Komentar
0Komentar