Yonif R 143/TWEJ Terendah, Terima Bendera Hitam

Berantas Sumsel
By -
0

PRABUMULIH, BS.COM - Lomba menembak antar satuan bantuan tempur (Satbanpur) di jajaran Kodam II/SWJ yang digelar di Lapangan Tembak Yonzipur 2/SG dan Yonkav 5/DPC Karang Endah, resmi ditutup oleh Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI, M Irwan SIP, MH.

Terkait dalam adu ketangkasan menembak antar satbanpur itu, keluar sebagai juara umum yakni Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 2/SG sebagai petembak terbaik.

Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 2/SG menjadi juara umum, karena setiap materi dipertandingkan semua prajuritnya bisa menghasilkan nilai terbaik, khususnya tembak pistol, karaben, tembak senapan, dan tembak SO. Atas juara tersebut, Yonzipur 2/SG berhak mendapatkan tropi dan uang pembinaan dari Pangdam II/SWJ.

Sementara untuk juara kedua dipegang oleh Yonif R 200/BN, dan terakhir Yonarmed 15/105 MM/Tarik. Sementara itu, Yonif 143/TWEJ mendapatkan predikat pembinaan petembak terendah dan berhak menerima bendera hitam.

Pangdam II/SWJ, Mayjen TNI M Irwan SIP, MH mengatakan, hasil lomba ini menjadi evaluasi jajarannya untuk terus menghasilkan petembak terbaik menghadapi Piala KASAD tahun depan.
“Hasil lomba ini, ada satuan terbaik pembinaan petembaknya. Lalu, sedang dan terendah. Ini jelas menjadi tolok ukur jajaran kita untuk melakukan pembenahan diri. Optimalkan latihan, selain latihan tembak periodik,” ujar Jenderal bintang dua saat diwawancarai awak media, Jumat, (12/7/2019) sore.

Pangdam berpesan kepada para dansat dan danyon untuk meningkatkan latihan prajuritnya. Supaya, bisa menghasilkan petembak yang terbaik. Bahkan, disarankannya petembak yang telah baik, untuk dikumpulkan di Rindam II/SWJ.
“Petembak yang terbaik akan disiapkan dan dilatih di pemusatan latihan untuk menjadi petembak terbaik di Kodam II Sriwijaya. Nantinya, prajurit tersebut disiapkan untuk Piala KASAD nantinya,” kata Mayjen M Irwan didampingi Danrindam, Kolonel Inf Tri Yana Subekti S, Sos MM.

Masih kata pangdam, prajurit itu kerjaannya tiap hari menembak. Kalau tidak mahir, kelewatan dan kebangetan.
“Segera lakukan evaluasi ke prajuritnya yang dilakukan Dansat. Petembak baru harus dilatih biar mahir,” tegasnya.

Sementara untuk Yonif 143/TWEJ yang mendapatkan bendera hitam atau satuan terendah, ini merupakan motivasi untuk meningkatkan kemampuan lagi dalam bidang menembak.
“Kemampuan dan keahlian ini wajib dimiliki setiap prajurit,” terangnya pria tersebut.

Sementara itu, Danyonzipur 2/SG, Letkol Zamroni bersyukur kalau prajuritnya telah menunjukkan kemampuan terbaiknya. Hingga, bisa keluar sebagai juara umum pada lomba tembak antar satuan di lingkungan Kodam II/SWJ.
"Sebelum mengikuti lomba ini, prajurit kita memang rutin latihan dan mempersiapkan diri dengan matang. Sehingga, hasilnya sesuai harapan,” ungkapnya.

Lanjut Zamroni, keberhasilan ini jelas menjadi kebanggaan satuaan dan harus terus dipertahankan. “Latihan menembak oleh prajurit, harus tetap diteruskan untuk menghasilkan petembak terbaik,” pungkasnya. (Red)

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)