PRABUMULIH, BS.COM - Terletak di kawasan pinggir Jalan Lingkar Timur, tepatnya tak jauh lokasi Islamic Center Kelurahan Gunung Ibul (GI), Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih Sumatera Selatan (Sumsel) mulai dibangun Cagar Budaya Vihara Prajna Maitreya.
Rumah ibadah agama umat Buddha ini nantinya menjadi tempat ibadah yang unik. Tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, vihara ini juga direncanakan akan menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan dari luar Kota Prabumulih.
Sebutan Cagar Budaya Vihara Prajna Maitreya diberikan karena vihara ini bisa melayani beberapa kepercayaan umat sekaligus. Diantaranya, umat Tri Darma yakni Kong Hu Cu, Taoisme, dan Buddha serta juga bagi umat Tantrayana.
Bukan hanya itu saja, bagi wisatawan maupun masyarakat yang beragama lain nantinya juga sangat diperbolehkan untuk berkunjung dan melihat bangunan yang saat ini termasuk dalam cagar budaya yang pertama di Bumi Seinggok Sepemunyian.
Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Kota Prabumulih, Suandi mengatakan pembangunan vihara ini tentu tak lepas adanya peran serta dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih.
“Sosialisasi pembangunannya pun baik ke masyarakat setempat dan pemerintah sudah dilakukan sejak setahun yang lalu,” kata Suandi kepada KS.Com, Jumat (4/10/2019) sore kemarin.
Ia pun menuturkan, peletakan batu pertama pembangunan vihara tersebut telah dilakukan 2018 lalu oleh perwakilan Pemkot Prabumulih serta juga dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda.
“Awal pertamanya saat acara PMI donor darah yang dihadiri Bapak Walikota Prabumulih. Beliau pada waktu itu melihat Vihara Prajna Maitreya yang ada di Pasar 1 seperti sudah tidak layak, sehingga beliau menyarankan pembangunan tempat ibadah baru yang sekaligus juga bisa dijadikan tempat wisata religi di Prabumulih,” terangnya.
Pembangunan Vihara Prajna Maitreya ditengah masyarakat yang majemuk tersebut juga menurutnya sebagai bukti toleransi antar umat beragama yang baik khususnya di Kota Prabumulih.
Dijelaskan Suandi, vihara ini saat ini dibangun dengan memiliki luas bangunan mencapai 4 ribu meter persegi di atas lahan seluas satu hektar.
“Untuk dana pembangunan vihara sementara ini masih dari sumbangan umat yang sudah terkumpulkan sejak tahun 2014 silam sampai saat ini sebesar Rp 2 milyar,” bebernya.
Lebih jauh ia berharap, toleransi yang ada di Kota Prabumulih selama ini bisa tetap dijaga dan dipelihara demi keutuhan NKRI. Suandi menambahkan kerukunan umat beragama yang terbina ini kemudian menjadi contoh yang dapat ditiru oleh masyarakat kota lain di seluruh Indonesia.
“Kerukunan umat beragama di kota ini sangat terbina. Ada vihara, ada masjid, gereja maupun pure. Dan orang-orangnya selalu nyaman beribadah,” imbuhnya. (Red)
Posting Komentar
0Komentar