MUSIRAWAS, BS.COM - Tahun 2018 lalu, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Pertanian dan Perikanan menganggarkan dana sekitar Rp 172 juta untuk kegiatan Pembuatan Irigasi AirTanah, Sumur Bor dan perlengkapannya di Desa Pauh 1, Kecamatan Rawas Ilir.
Adapun deskripsi diantaranya; tiga unit sumur bor dangkal, jaringan irigasi buka tutup, mesin pompa dan rumah mesin pompa.
Namun sayang, anggaran yang dikucurkan untuk pembuatan sumur bor tersebut sampai sekarang belum dirasakan manfaatnya bagi masyarakat petani desa setempat. Sebab berapa unit sumur bor tersebut hingga sekarang tidak satupun yang berfungsi.
Salah satu warga setempat, Mualimin, Jumat (11/10/2019) mengatakan, sumur bor itu dibuat sekitar akhir 2018 lalu. Selain itu juga ada pembangunan siring irigasi dengan panjang sekitar 70 meter. Saat serah terima, mesin pompanya ada dan air sumur bor mengalir. Tetapi setelah itu, semua sumur bor tidak berfungsi dan mesin pompanya raib entah kemana.
“Kami sangat menyayangkan sumur bor itu tidak berfungsi, dan mesinnyapun tidak tahu kemana. Kalau saja sumur bor itu berfungsi, masyarakat mungkin tidak gagal panen,” katanya.
Dikatakan, sawah tadah hujan miliknya sekarang mengalami kekeringan air, akibatnya padi yang sudah ditanam enam bulan lalu sekarang gagal panen. Dia berharap pemerintah tanggap dan bisa memberi bantuan agar masyarakat petani di desanya bisa menanam padi setahun dua kali.
Hal senada diungkapkan Aidil Fitri, hingga sekarang dirinya belum pernah melihat pihak terkait datang untuk melihat kondisi sawah di desanya kondisi sumur bor ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Muratara, Suhardiman, ketika dihubungi (14/10/2019) enggan banyak berkomentar, dia beralasan sedang DL, ia menyarankan untuk datang ke kantornya.
Pantauan dilapangan, tampak semen dan pipa yang yang muncul diatas lobang sumur bor yang tertutup dengan kerangka besi. Selain itu terlihat juga sawah membentang luas yang kekeringan. (Red)
Posting Komentar
0Komentar