# Tak Ada Rekomendasi KONI Muratara
MURATARA, BS.COM - Pengiriman puluhan atlet kontingen Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) Provinsi Sumatera Selatan pada pertandingan Pekan Olaraga Provinsi (Porprov) Sumsel ke-XII di Kota Prabumulih dipertanyakan banyak pihak.
Pasalnya, sebelumnya KONI Kabupaten Muratara menyatakan tidak akan mengirimkan kontingen Pekan Olahraga Provinsi ke XII, yang resmi dibuka hari ini, Sabtu (16/11).
Namun secara mengejutkan Bupati Muratara, H Syarif Hidayat melepaskan atau mengirim kontingen Porprov XII, dengan mengirimkan 2 perwakilan kontingen pada cabor atletik dan cabor pencak silat seperti yang dilansirkan Sumateranews.co.id.
Ironisnya lagi, pada acara pengiriman dan pelepasan kontingen Muratara ini tanpa ada melibatkan KONI setempat sebagai wadah dan yang merekomendasikan pengiriman kontingen tersebut.
Akibatnya, sikap Pemerintah Kabupaten Muratara ini dinilai telah menimbulkan polemik antara Pemerintah Kabupaten Muratara dengan KONI Kabupaten Muratara.
Padahal sebelumnya, berdasarkan surat edaran yang ditandatangani oleh Ketua Harian KONI Muratara, Syapran Suprano dan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru, jika Bumi Berselang Serundingan tidak ikut dalam porprov.
Artinya, dengan ikutnya kontingen Muratara dalam porprov tersebut, diduga terjadi indikasi pemalsuan tandatangan yang dilakukan oknum, mengingat dalam surat edaran yang telah menjadi konsumsi publik telah tertuang dalam pemberitaan, jika kabupaten Muratara tidak ikut andil dalam porprov.
“Kami tidak pernah mengeluarkan surat rekomendasi karena sudah tutup dan tidak ada anggarannya. Nah, ini atas perintah bupati. Sebelumnya mandat mantan Kadispora Muratara, Haidir Kalingi pernah melobi KONI untuk mendapat surat rekomendasi itu, namun tidak bisa karena sudah disampaikan surat edaran dari KONI dan gubernur,” katanya Syapran Suprano.
Dirinya juga mempertanyakan mengenai apakah mereka memakai surat rekomendasi dari KONI atau tidak.
“Jika mereka memakainya berarti indikasi kuat mereka memalsukan tanda tangan,
karena menurut keterangan Pak Asdit bagian keabsahan peserta porprov harus ada rekomemdasi dari KONI Muratara.
“Jika mereka ada izin tertulis dari KONI, dan disana ada cap/logo, serta tanda tangan dari ketuo KONI, maka mereka teridikasi telah melakukan pemalsuan tanda tangan,” ungkapnya.
Lebih jauh, Ia juga menjelaskan bahwa, pertama peserta porprov adalah KONI kabupaten/kota sebagai multi even sehingga utusan itu di kirim dengan rekomendasi KONI kabupaten/kota. Kedua, berita soal ketidak ikut sertaan KONI ini sudah jelas bahkan jawaban KONI atas surat bupati ke gubernur yang menyatakan mendukung porprov dan sudah menganggarkan sebesar Rp 600 juta sudah dibantah oleh KONI melalui Surat ke Gubernur dan ketiga, pasca KONI provinsi menyurati bupati soal porprov, mendadak mantan Kadispora Haidir Kalingi nelpon untuk minta dikeluarkan surat rekomendasi itu. Kemudian, itu dijawab bahwa wewenang Ketua Umum (Ketum) KONI dan silahkan konfirmasi Ketum KONI atau bupati langsung yang nelpon.
Bukan hanya itu, bendahara KONI, yakni Andrian dipanggil ke kolam oleh bupati dan merasa ditekan, namun tetap ditolak sebab sudah selesai urusan ini. Kelima, Haidir Kalingi kembali nelponnya, dan ia menjawab solusi sudah di sampaikan tapi dijalankan tidak. Adahkah tidak bupati menelpon Ketum KONI?. Lalu tadi malam ia mendapatkan informasi bahwa KONI Muratara mengirim kontingen, barusan ia meminta copy surat rekomendasi dan siapa yang mengantarkannya ke KONI Provinsi Sumsel, dan dijawab surat ada di kantor.
Selanjutnya, KONI Muratara tidak pernah membuat surat rekomendasi untuk porprov sebab sudah jadi keputusan. Dan Ketua Umum KONI Muratara tidak pernah menandatangani atau memberi izin pengurus lain menanda tangani surat tersebut. Dan, terakhir dari mana sumber pembiayaan kontingen kali ini?. Apakah memakai anggaran APBD apa uang pribadi bupati?. Serta anehnya lagi cabor yang ikut ada dua, yaitu atletik dan pencak silat dengan sebuah bis bertuliskan Kontingen Muratara. (Red)
Posting Komentar
0Komentar