Tose Sebut Pilkada Mura Politik Uang atau Identitas

Berantas Sumsel
By -
0

MURA, BS.COM - "Jangan salah memilih pemimpin” inilah kata yang sering didengar dari sekelompok masyarakat yang cerdas dalam menyikapi setiap menjelang masa pemilihan kepala daerah. Khususnya, Pilkada Kabupaten Musi Rawas Tahun 2020 mendatang yang menjadi pertanyaan adalah kuat mana antara politik uang atau identitas?.

Momen Pilkada Kabupaten Musi Rawas 2020 saat ini tengah menjadi sorotan sebagian para makelar alias broker politik. Pilkada Mura mendatang bagi para broker adalah ladang empuk mengais dan menguras uang para kandidat baik petahana maupun penantang petahana. Dimana dengan alasan mereka memiliki massa pemilih dan sekaligus bisa menghubungkan kandidat dengan sang pemilih, hal ini karena kandidat tidak memiliki massa dan harus membangun jaringan.

Salah satu sahabat penulis, Ahmad Tarsusi, menyikapi Pilkada Kabupaten Musi Musi Rawas mendatang. Dia mengatakan bukan politik uang yang di kedepankan tetapi lebih mengeksploitasi sentimen agama dan kesukuan.
“Saya lebih condong ke politik identitas," akunya.

Menurutnya, khusus Pilkada Mura 75 persen mayoritas masyarakat musi menginginkan orang musi maju dalam Pilkada 2020 yang akan datang, baik sebagai calon bupati/wakil bupati. Orang musi sudah ada yang pernah menjadi bupati bahkan pernah menjadi gubernur dan itu berhasil. Bagi orang musi kesukuan ini sangat jelas dan 60 persen suara DPT Musirawas mayoritas suara orang musi.
“Orang musi selalu menjaga kekompakan dan memiliki loyalitas yang tinggi serta di kenal dengan jiwa kepemimpinannya," ujar Ahmad Tarsusi alias Tose selaku Tokoh Nuda dan Kaum Milenial.

Lanjutnya, saat ini ia akan mendorong tokoh musi baik dari kalangan pemuda milenial, politisi senior maupun tokoh-tokoh masyararakat yang dianggap mampu memimpin Musirawas dan menjadikan Musirawas lebih baik lagi.

Menghadapi Pilkada Mura 2020, dirinya akan ambil peran demi kemajuan Musirawas 5 tahun kedepan. Lanutnya akan lakukan silaturahim dan diskusi bersama tokoh pemuda, tokoh masyarakat, tokoh agama serta para politisi dari Musi, untuk menyatukan visi/misi.
“Musi bersatu, kalau bukan sekarang kapan lagi, orang musi harus memimpin,” harapnya.

Menyikapi politik uang pada Pilkada Mura mendatang, menurut Taufik Gonda sebagai pengamat politik lokal, berpendapat, politik uang itu gampang-gampang susah. Jika hal ini ditanyakan kepada politikus maupun calon kandidat Bupati Mura mendatang semuanya pasti akan menyangkal tidak akan melakukan politik uang.
“Kalau saya tidak, entah kandidat lainnya, ini berarti banyak yang condong melakukan politik uang,” katanya.

Umumnya kandidat akan melakukan apa saja untuk menang. Selain uang, apa pun di eksploitasi mulai dari sentimen etnis, agama, kesukuan dan lain nya. "Analisa saya politik uang dan identitas akan bermain disini,” terangnya

Sementara, untuk pemilih lokal sendiri antara politik identitas dan politik uang, lebih dominan politik uang. Peran uang amat strategis dalam pemilihan. Tawaran uang tidak hanya datang dari satu calon, siapa yang memberi lebih tinggi suaranya akan diberikan.
“Usul saya sebaiknya kandidat cabup mendatang memilih mengeksploitasi politik identitas. Jika dilihat dari sisi pembiayaan lebih murah dalam memobilisasi pemilih. Namun, tetap ada risiko yang sangat tinggi. Karena politik identitas itu politik pengelompokan dan pembelahan,"pungkasnya. (Red)
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)