Bapak Berikan Nama Unik Kepada Anak
By -
Februari 07, 2020
0
Kali ini adalah nama bayi dari pasangan suami istri (pasutri) asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diberi nama, yakni Alhamdulilah Rejeki Hari Ini.
Rupanya ada kisah tersendiri dengan masa lalu ayah sang bayi.
Bayi bernama Alhamdulillah Rejeki Hari Ini berusia 5 bulan merupakan putra pasangan Didit Saputro (39) dan Meidiana (35), warga Perumahan Bukit Asri di kawasan Gunung Sempu, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Ada cerita panjang sampai akhirnya kedua orang tua memberi nama cukup unik itu.
Saat ditemui, Didit sedang bersantai di depan rumahnya yang cukup asri.
Meski berada di kompleks perumahan, tetapi desain rumah milik pasangan ini berbeda dari rumah lainnya, yaitu berarsitektur Jawa, dengan pintu mirip rumah limasan.
Di depannya, ada bangunan mirip kandang ternak yang dipakai untuk bersantai dengan keluarga.
Al, panggilan akrab Alhamdulillah Rejeki Hari Ini, sedang tidur siang dengan ibunya.
"Siapa pun ingin nama anak sebagai doa, nama merupakan harapan si anak nanti menjadi pandai bersyukur, enggak kayak bapaknya," kata Didit saat ditemui di rumahnya, Rabu (5/2/2020) lalu.
Bayi Ini bernama Alhamdulilah Rejeki Hari Ini, ayahnya beberkan kisah kelam dibalik pemberian nama sang anaknya tersebut.
Alhamdulillah Rejeki Hari Ini bersama orang tuanya di rumahnya di Kecamatan Kasihan, Bantul, Rabu (5/2/2020).
"Saya pernah menjadi manusia yang kurang bersyukur," kata Didit yang berprofesi sebagai seorang fotografer freelance.
Menurut Didit, perjalanan hidupnya melatarbelakangi dirinya menamai anaknya dengan nama unik itu.
Sebelum menikah, dirinya merupakan seorang fotografer profesional di Jakarta, tinggal di apartemen, dengan segala kemewahannya.
Hal itu diperolehnya dari bayaran pemotretan untuk produk dan perusahaan.
Berlanjut setelah menikah pada tahun 2012 silam, sampai akhirnya tahun 2014 dirinya terkena penyakit stroke. Tangan dan kakinya sulit digerakkan.
“Saya kena stroke, bayangkan usia pernikahan baru dua tahun kena penyakit stroke. Tentu pikiran saya kan bermacam-macam,” ucap Didik.
Saat stroke itulah dia mendapatkan tawaran memberikan kursus privat memotret dari seorang pemuda di Bali.
Dengan semangat tinggi, dia berangkat ke Pulau Dewata itu, setelah disepakati harga sebesar Rp 30 juta.
Namun, siapa sangka, pemuda yang awalnya dibayangkan sebagai pemuda yang berasal dari keluarga kaya, ternyata seorang pemuda dari keluarga biasa.
Pemuda itu membayar Didik dari hasil menggadaikan sertifikat tanah orang tuanya.
Keseharian pemuda itu membuat hatinya terketuk karena setiap hari pemuda itu menyisihkan makanan untuk leluhur, sesuai dengan kepercayaannya.
“Setelah mengetahui hal itu (pemuda sederhana), saya sempat ingin mendiskon harga, tetapi dia menolak," kata dia.
Dari situlah dirinya belajar mengenai hidup dan bersyukur.
Anehnya, selama di Bali, kaki dan tangannya yang tak lagi bisa bergerak normal karena serangan stroke akhirnya bisa sembuh dan normal.
Namun, rentetan cobaan hidupnya belum selesai. Pada November 2018, sang istri mengalami kecelakaan sampai kakinya patah.
Setelah dilakukan pengobatan medis dan sinse di Yogyakarta, ternyata hasilnya belum memuaskan. Sang istri harus berjalan menggunakan alat bantu.
Sampai akhirnya diperoleh informasi bahwa di Muntilan, Jawa Tengah, ada salah satu penyembuh ahli tulang dengan pijat tradisional.
“Selesai dipijat, bapaknya (pemijat) mengatakan jika istri saya sulit hamil karena ada beberapa saraf. Saat itu ditawari untuk pijat. Saya sebenarnya sudah tak begitu berharap banyak karena pengobatan dari medis hingga tradisional sudah dilakukan,” ucap Didik.
Saat itu keluarga kecil ini sudah memiliki anjing jenis pitbul yang dianggap sebagai keluarganya. (Red)
Tags:
Posting Komentar
0Komentar