OKU, BS.COM - Acungan jempol patut diberikan kepada Tansi Hajirin (32) warga Dusun I, Desa Sudan, Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, pria yang keseharian bekerja sebagai guru honorer di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Lengkiti itu tetap bersemangat mengikuti tes CPNS, meski dalam kondisi cidera patah kaki dan lepas engsel tulang panggul akibat jatuh dari pohon jengkol.
Tansi yang mengikuti test CPNS sesi kedua hari ini, Kamis (6/2/2020) terpaksa harus dipandu oleh pihak panitia dan tim kesehatan, bahkan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) OKU Mirdaili, S, STP, MSi turut menggotong Tensi hingga keruang test.
“Meskipun sedang cidera karena jatuh, saya ingin tetap berjuangan dan memberikan yang terbaik untuk keluarga saya,” kata Tansi saat dibincangi usai mengikuti test.
Tansi menuturkan bahwa ia mengalami cidera lepas engsel tulang panggul karena jatuh dari pohon jengkol. Hal itu terjadi sekitar sebulan lalu setelah ia mendaftar menjadi peserta test CPNS.
Diceritakan Tansi ia berangkat dari Desa Sudan Kecamatan Lengkiti ke Gedung Narapraja Diklat BKPSDM OKU diantar oleh Kakaknya dengan menggunakan sepeda motor.
“Lumayan jauh pak kelamaan duduk panggul ini sedikit ngilu rasanya, tapi tetap semangat,” ujarnya
Ditanya apakah ada kendala saat mengerjakan soal test, Tansi sangat bersyukur lancar dalam menjawab soal hanya saja konsentrasinya pecah karena harus menahan sakit sambil mengerjakan soal.
“Kalau hasilnya hanya bisa berharap, namun kalaupun gagal kedepan saya akan mencoba lagi,” tukasnya sambil meringis menahan sakit.
Sementara itu, Kepala BKPSDM OKU Mirdaili, S, STP, MSi membenarkan adanya salah seorang peserta yang terpaksa harus ditandu untuk masuk ke ruang test.
“Tadi peserta atas nama Tensi Hajirin ini diantar oleh kakaknya kita lihat memamg kondisinya sedang mengalami cidera akibat insiden di rumahnya beberapa waktu lalu,” ungkapnya.
Mirdaili menuturkan bahwa panitia dan tim medis membantu peserta ini dengan cara ditandu. Awalnya peserta ini menolak karena merasa malu hendak ditandu, namun karena kondisinya yang tidak memungkinkan dan tak ingin terjadi hal-hal yang tidak diharapkan peserta ini ditandu hingga ke Gedung Narapraja (ruang test).
“Dari panitia kita memang memfasilitasi untuk peserta yang membutuhkan fasilitas khusus seperti ini,” ujarnya
Menurut Mirdaili panitia dan tim medis selalu standby memberikan bantuan kepada peserta yang menbutuhkan.
“Ada juga kemarin beberapa peserta yang sakit kita segera antisipasi dengan memberikan perawatan awal dan obat-obatan dari tim medis,” pungkasnya. (Red)
Posting Komentar
0Komentar