Jumlah Pasien OTG di Prabumulih Menurun

Berantas Sumsel
By -
0

PRABUMULIH, BS.COM - Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19 di Prabumulih yang mencapai 427, sempat menjadi tranding topik di media sosial facebook beberapa hari yang lalu, mengingat OTG tidak banyak diketahui oleh masyarakat lainnya atau tidak terdeteksi keberadaannya.

Dengan adanya OTG sebanyak itu, sebagian masyarakat di Kota Prabumulih merasa takut kerena bisa mengancam kesehatan mereka. Sebagaimana yang diketahui oleh sebagian masyarakat bahwa OTG merupakan orang yang positiv Covid-19 namun tidak disertai dengan gejala penyakit.

Menanggapi hal tersebut, Jubir Gugus Tugas (Gugus) Penanganan Covid-19 Kota Prabumulih, dr, Happy Tedjo saat jumpa pers membenarkan bahwa sebelumnya jumlah OTG di Kota Prabumulih mencapai 427 kasus, tetapi saat ini sudah menurun.
“Memang jumlah OTG sebelumnya sebanyak 427, sekarang jumlah itu sudah menurun menjadi 199,” katanya, ketika dikonfirmasi Selasa, (05/05/2020), lalu.

OTG adalah orang tanpa gejala yang memiliki resiko tertular dari pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, atau orang tanpa gejala yang pernah kontak erat dengan pasien yang terkonfirmasi Positif Covid-19.
"Ini yang lagi jadi pertanyaan besar oleh masyarakat dan harus juga kita difahami bersama, bahwa seorang yang merasa kontak erat dengan yang terkonfirmasi positif Covid-19, itu sudah di nyatakan OTG walau dia tidak merasa ada tanda-tanda penyakit. Atau orang yang baru datang dari daerah zona merah itu sudah termasuk OTG, makanya kasus OTG di Kota Prabumulih bisa banyak," jelasnya.
"Termasuk orang yang minta dirapid tes itu berarti dia merasa mungkin ada kontak dengan yang terkonfirmasi positif Covid-19, itu juga termasuk OTG, serta petugas medis yang merawat dan mengantar pasien yang terkonfirmasi positif, tanpa menggunakan APD itu juga terkatagori OTG," bebernya.
"Jadi kita kemaren sudah melakukan rapid tes sebanyak 228 yang didominasi oleh petugas kesehatan dan para orang yang merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi Covid-19. Dan hasilnya alhamdulilah semuanya negatif," tambahnya.

Ditambahkan Tedjo, masyarakat diminta jangan parno atau takut yang berlebihan dengan para OTG, namun masyarakat juga harus tetap waspada.
"Jadi utamakan protokol kesehatan yang sudah berulang-ulang kali disosialisasikan, untuk menekan bahkan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Prabumulih," tutupnya.

Namun, menurut dia, masih banyak pengertian-pengertian tersebut disalah artikan oleh masyarakat atau belum diketahui oleh masyarakat, terkait ODP, PDP, OTG maupun yang positif Covid-19.

Tedjo memaparkan bahwa, ODP (Orang Dalam Pengawasan) adalah orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernafasan yang disertai flu, batuk, dan sakit tenggorakan serta dalam 14 belas hari terakhir sebelum timbul gejala, memiliki riwayat kontak dengan kasus yang terkonfirmasi Positif Covid-19.

PDP (Pasien Dalam Pengawasan) adalah orang dengan infeksi saluran pernapasan akut atau ispa dengan diiringi oleh demam lebih dari 39 derajat celcius  dan ditandai oleh salah satu penyakit pernafasan lainnya (Sesak, Sakit Tenggorokan atau Flu) dan tidak ada penyebab lain yang mengambarkan virus lainnya, serta dalam 14 belas hari terakhir sebelum timbul gejala, memiliki riwayat perjalan dari wilayah atau negara yang melaporkan adanya penularan virus dengan Transmisi lokal.

Positif Covid-19 adalah pasien yang terindikasi Covid-19 dan positif melalui pemeriksaan PCR.
"Jadi positif dan tidaknya seorang pasien yang dicurigai terindikasi Covid-19 itu melalui tes PCR, sedangkan tes Swab hanya untuk keperluan Scrining," kata Tedjo. (Red)
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)