Sejumlah Ormas Islam Desak Pemerintah Tutup Lokalisasi STB

Berantas Sumsel
By -
0

// Suasana Covid-19 dan Ramadhan 1441 H

MUARA ENIM, BS.COM - Terkait masih beroperasinya lokalisasi pelacuran di wilayah Sungai Tebu (STB) Muara Lawai Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan ditengah Pandemi Covid-19, dan juga suasana Ramadhan 1441 Hijriah mendapat kecaman dari beberapa Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam yang ada di Muara Enim.

Salah satunya, Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM ) Muara Enim Yones Tober ST.  "Ya, kita mengecamkan masih beroperasinya hiburan malam di STB Muara Lawai itu. Padahal saat ini situasi masih wabah virus corona dan masih suasana ramadhan juga, yang seharusnya untuk dipatuhi dan dihormati," cetus Yones Tober ST, pada awak media, Sabtu,(09/05/2020), kemarin.

Dikatakannya, seharusnya tidak beroperasi disuasana bulan suci saat ini, dan apalagi saat ini tengah pencegahan dalam memutus mata rantai pandemi Covid-19.
"Pihak dianggap terkait diminta tegas untuk menertibkan lokasi itu karena sangat bertentangan dengan norma agama maupun peraturan pemerintah serta undang-undang yang ada," ungkapnya.

Hal senada juga dilontarkan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Bun GP Ansor Muara Enim, Imam Syafei SPdI meminta  aparat kepolisian, Satpol PP dan aparat berwajib lainnya, harus tegas dan berani menutup warung esek-esek Sungai Tebu yang sangat meresahkan masyarakat itu.

Lanjutnya, aparat jangan kesan tidak bernyali untuk menutupi warung esek-esek Sungai Tebu itu dan tidak boleh takut dengan segelintir oknum yang memanfaatkan keuntungan dalam menjalankan bisnis warung esek-esek alias lokalisasi pelacuran tersebut.
"Jangan sampai stikma masyarakat kepada pihak berwajib kurang bertaji guna  menutup warung esek-esek Sungai Tebu. Sudah sering disampaikan agar warung esek-esek Sungai Tebu itu segera ditutup dan ditertibkan," ujar Imam

Dikatakan Imam,  jelas banyak sekali hal-hal negatif yang ditimbulkan dari keberadaan warung esek-esek tersebut. Mulai peredaran narkoba, minuman keras serta perbuatan dosa dan maksiat lainnya. Ini sangat meresahkan tentunya, disamping lagi menunaikan bulan puasa juga sekarang lagi disibukkan dengan melawan pandemi Covid-19.

Pemerintah terus mengintruksikan untuk bersosial distancing dan phsykal distancing, ini bertolak belakang dengan intruksi pemerintah sedangkan warung esek-esek di Sungai Tebu ini belum juga ditutup. Karena di tempat ini orang berkumpul datang dari mana-mana untuk menikmati dunia malam.
"Masyarakat sudah geram dengan keberadaan ini, aparat harus berani tutup dan bubarkan warung esek-esek ini, kalau perlu diputuskan aliran listriknya dan pasang garis pembatas atau disegel. Selanjutnya aparat harus rutin untuk berpatroli untuk memastikan warung esek-esek yang sudah ditutup tidak beroperasi lagi," pintanya.
"Yang kita takutkan kalau aparat lamban tidak menutup kemungkinan masyarakat akan bergerak menutup sendiri warung esek-esek itu," katanya.

Lanjut Imam Pengurus Cabang Nadlatul Ulama PCNU Muara Enim dalam kegiatan musyawarah cabang beberapa bulan yang lalu telah menghasilkan beberapa rekomendasi antara lain meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim untuk menertibkan warung remang-remang seperti yag ada di Sungai Tebu.
"Iya pada saat Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) seluruh pengurus Cabang Nahdlatul Ulama dan juga Badan Otonom GP Ansor sepakat meminta kepada pemerintah untuk menutup warung remang- remang seperti di Sungai Tebu.

Ia menambahkan, pihaknya meminta kepada  pemerintah daerah mengintruksikan kepada aparat kepolisian, Satpol PP dan dinas terkait lainnya untuk segera menutup keberadaan warung remang- remang tersebut yang masih beroperasi untuk segera ditutup. Karena masih ada sampai saat ini warung esek-esek Sungai Tebu tak kunjung ditutupkan pemilik usahanya. (Junaidi)
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)