MURATARA, BS.COM -Keluarga Marhana (74) dan almarhum suaminya, Jipri, Warga Desa Pauh I, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan memiliki nazar yang tak lazim.
Nazarnya ketika anak cucunya dapat menyelesaikan pendidikan jenjang perguruan tinggi maka akan dimandikan dengan darah kerbau.
Abu Hendar (54), anak Marhana menjelaskan, nazar mandi darah kerbau ini dilakukannya secara turun temurun di keluarganya.
"Sudah tujuh keluarga kami yang mandi darah kerbau ini," kata Abu Hendar, Selasa (4/8/2020).
Abu Hendar menyebutkan, tujuh keluarganya itu ialah tiga saudaranya (anak Marhana) dan empat anaknya alias cucu Marhana.
"Nah yang ini anak bungsu saya baru lulus kuliah," kata Abu Hendar yang merupakan anak Marhana.
Abu Hendar mengatakan nazar mandi darah kerbau ini dicetuskan sejak bapaknya almarhum Jipri (suami Marhana) masih hidup.
Darah kerbau yang dimandikan pun dari kerbau miliknya sendiri, karena keluarga ini memiliki banyak ternak kerbau.
"Ini sudah menjadi tradisi di keluarga kami, tapi khusus keluarga kami, bukan tradisi kampung," kata Abu Hendar.
Setiap ada anggota keluarganya yang lulus kuliah, mereka menyembelih seekor kerbau peliharaannya.
Daging kerbau itu dimakan bersama-sama keluarga dan juga dibagikan kepada tetangganya.
"Kalau ada yang lulus kuliah, kami syukuran, menyembelih kerbau, dagingnya untuk dimakan, darahnya untuk dimandikan kepada yang baru lulus kuliah tadi," ujar Abu Hendar.
Kali ini anak Abu Hendar bernama Fitri Romadona Sita yang baru saja menyandang gelar sarjana S1 Jurusan Akuntansi.
Fitri Romadona (22) yang baru saja mendapat gelar sarjana harus menuruti nazar dari kakek dan neneknya.
Fitri mengungkapkan, rasanya ingin mau muntah saat mandi darah kerbau.
"Darah kerbau itu amis, saya hampir mau muntah, karena saya tidak tahan dengan baunya," akunya.
Tapi tidak masalah, karena ini nazar kakek dan nenek saya, jadi harus dituruti," ujarnya. (Aryanto)
Posting Komentar
0Komentar