PRABUMULIH, BS.COM - Seismik adalah salah metode mencari data baru yang dinilai akurat dalam mengetahui sumber minyak dan gas di suatu wilayah, demi memenuhi kebutuhan sumber energi nasional, namun masyarakat juga banyak berharap agar dengan adanya pengeboran minyak dapat mensejahterakan warga Prabumulih, Sumatera Selatan umumnya dan warga sekitar lokasi pengeboran khususnya.
Sejak dulu Kota Prabumulih terkenal dengan julukan kota minyak. Sumber daya alam yang melimpah khususnya minyak dan gas memang telah banyak menyumbang anggaran pendapatan negara dan pendapatan asli daerah dengan tujuan pendiri bangsa untuk kesejahteraan rakyat Indonesia selaras dengan Pancasila dan Pembukaan UUD 45.
Dahulu kegiatan seismik hanya dilakukan didalam hutan yang jauh dari pemukiman, kini pencarian sumber minyak dan gas, mulai memasuki daerah permukiman bahkan di dalam Kota Prabumulih. Banyak tanda tanya warga bahkan ketakutan dan trauma atas kegiatan seismik ini, mulai dari pengaruh tingkat kesuburan tanah pertanian warga sampai ancaman rumah retak dan kebisingan yang akan timbulkan oleh kegiatan tersebut.
Wajar saja bilamana muncul kekhawatiran warga dengan adanya ribuan titik lubang bor yang akan ditanamkan bahan peledak di tanah dengan kedalaman 25-30 meter, yang akan berdampak meretakkan rumah warga.
Kerugian ganti pun belum tahu berapa akan diterima warga dan bagaimana hitungan yang dipakai, warga harus menunggu tim teknis menghitung dan setuju walaupun belum tentu sesuai dengan keinginan warga warga terkait ganti rugi. Ada lagi mobil vibroseis yang akan menimbulkan getaran diarea perkotaan dan menimbiulkan kebisingan saat kegiatan tersebut berlangsung.
SKK MIGAS dan PT PERTAMINA EP 2 Prabumulih sebagai user project melalui pihak pelaksana pemenang tender PT BGP 3D Chrysant, yang pada saat ini sedang melakukan tahapan sosialisasi di-17 kelurahan dan 3 desa di wilayah Kota Prabumulih.
Pada acara sosialisasi yang dihadiri langsung Humas PT BGP 3 D Chrysant, Khozin, Camat prabumulih Timur, Lurah Muara Dua , jajaran RT/RW serta warga masyarakat, Polsek dan TNI belum lama ini.
Salah seorang warga yakni Harjono Ketua RW 1 Kelurahan Muara Dua Prabumulih Timur. Dalam kesempatan ini memberikan pertanyaan kepada pihak Humas BGP.
“Bagi masyarakat Muara Dua dalam, seismik ini menakutkan, pernah dulu saat masyarakat tidak mengizinkan untuk dilakukan peledakkan, maka pihak seismik meledakkannya pada malam hari secara sembunyi-sembunyi. Serta masyarakat menganggap seismik itu tidak jelas, kalau selama ini dalam pelaksanaannya tidak ada sosialisasi seperti sekarang ini, masyarkat bertanya kepada saya sebagai RW, adakah bayarannya untuk lintasan kabel itu,” tanyanya.
Yang kedua saat mau memasukkan peralatan atau bikin jalur lewat kabel itu, tentu nanti akan ada lahan dan tanaman yang dirusak. Pertanyaanya apabila terjadi perusakan tersebut, apakah ada ganti ruginya. Selanjutnya tadi menurut Khozin tidak ada peledakkan dinamit, tetapi hanya menggunakan mobil vibroseis, perlu diketahui bahwa masyarakat Muara Dua, dalam hal ini kalau ada yang berisik pak selaku RT/RW ini yang akan ditanyai warga. Jangankan berisik seperti mobil vibro tadi, orang bernyanyi agak kuat saja pasti dikatakan kurang ajar.
“Jadi bagaimana pak cara kami menjelaskan kepada warga, yang pertama tentang ganti untung, kami tidak mau ganti rugi, dan jawaban seperti yang kami ceritakan tadi,” ujar Harjono
Selain Harjono ada juga beberapa masyarakat yang menyampaikan pertanyaannya, seperti bagaimana masyarakat bisa mengetahui kedalaman peledakkan dinamit itu, apakah benar pada prakteknya nanti sedalam 25-30 meter.
Menanggapi hal itu Khozin selaku Pimpinan Humas PT BGP Bureau Geophysical Prospecting Indonesia menyampaikan bahwa nanti ada hitungan setiap kabel yang terbentang, dan saya selaku penanggung jawab pelaksanaan ganti rugi nantinya.
“Nanti perihal kedalaman bisa kita cek dari masuknya pipa kedalam lubang, karena ukuran pipa itu sepanjang 1,5 meter jadi kalau cuma 10 batang yang masuk artinya bohong, dan masyarakat bisa protes. Jika masih saja mereka tidak mau mendengar, maka saya akan ambil tindakan. Untuk kabel yang melintang itu, nanti ada hitungannya yakni 5 ribu rupiah per-meter,” terangnya.
Lain halnya dengan beberapa masyarakat Kelurahan Anak Petai yang menyampaikan keluhan ke kantor kelurahan, perihal pelaksanaan dan nominal pergantian tanam tumbuh dan juga pelaksanaan pengeboran. Ada beberapa masyarakat yang merasa tidak puas dengan pelaksanaan sosialisasi yang dilaksanakan di Kelurahan Anak Petai, yakni pada 3 November 2020 yang lalu.
“Kami ingin tanyakan secara rinci bagaimana mekanisme pergantian kerusakan lahan kami nanti, dan juga kami minta dilibatkan dalam pekerjaan ini. Bisa sebagai humas perwakilan kelurahan, atau apa saja, yang jelas kami saat ini merasa keberatan,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya, saat dibincangi di Kantor kelurahan Anak Petai kemarin.
Agus, Kasi Kesos Kelurahan Anak Petai menjelaskan kalau mereka sendiri tidak begitu paham bagaimana mekanismenya. Karena mereka tidak dilibatkan secara langsung dalam hal memberikan keterangan kepada masyarakat.
“Kami hanya memfasilitasi kegiatan sesuai arahan pimpinan, untuk yang lainnya kami tidak paham, karena kami juga tidak dilibatkan secara langsung, jadi bagaimana kami mau menjawabnya,” ujarnya.
Saat di Wawancara humas BGP Khozin terkait dana opersiaonal sosialisasi dirinya enggan menerangkan, lalu saat di tanya terkait honor RT/RW saat kegiatan sosialisasi dirinya menjelaskan bahwa memang tidak ada, hanya ucapan terima kasih.
”RT/RW, memang tidak ada honornya hanya ucapan terima kasih, yang ada itu, camat, lurah, poilisi dan TNI," jelas Khozin
Ditanya Soal apakah warga berhak menolak kegiatan seismik ditanah mereka, Khozin menjawab masyarakat bisa menolak itu hak mereka. Banyak masyarakat dibeberapa kelurahan masih belum mengerti dan menerima dengan sistem pergantian tanam tumbuh yang mengacu pada Pergub Nomor 40 Tahun 2017, yang dianggap terlalu kecil. Serta masyarakat juga butuh kejelasan dampak dari pekerjaan seismik ini, jika dilakukan peledakkan pada lahan mereka. Pada saat dibincangi oleh media pihak BGP mengatakan kalau pergantian dalam setiap satu lubang dinamit, yakni sebesar Rp 50 ribu. (Red)
Posting Komentar
0Komentar