PALEMBANG, BS.ID - Meski masih muda, namun semangat juang untuk membesarkan Sumatera Ekspres, menjadi standar cita-cita yang patut dibanggakan.
Kehadiran Suparno dikanca Surat Kabar Sumatera Ekspres Palembang, Sumatera Selatan pada awal bergabungnya dengan Jawa Pos grup, 1 Juni 1995, mampu membangun semangat kerja karyawan wartawan.
Tak banyak bicara ketika ia bekerja, namun pola kepemimpinannya menjadi pusat perhatian Sumatera Ekspres.
“Secara profesional, Pak Parno sangat tegas saat memimpin berdirinya Sumeks baru, ketika itu,” ujar Fotografer Senior, H Dulmukti Djaja, saat mengenang pola kepemimpinan Suparno.
Dia “ganas", namun sangat bersahabat. Andaikan ada teman-teman yang tak sejalan dengan pola kepemimpinannya, ia marah dengan tangan berkacak sebatas pinggang.
Mulutnya nyerocos. Karena itu karyawan lebih banyak diam dengan hati “menggerundel” yang tak berani diungkapkan.
Belakangan setelah posisi Sumatera Ekspres makin membesar, baru menyadari betapa “hebatnya” pola kepemimpinan H Suparno Wonokromo, ketika itu.
Sikap marahnya ketika memggiring proses kerja karyawan mulai berkurang. Bahkan tolak pinggang sebatas bawah ketiaknya itu sudah tak diperlihatkan lagi.
Sebagai seorang fotografer tunggal di Sumatera Ekspres, awalnya Dulmukti dibuat kebat-kebit. Tak sempat istirahat, ia diminta mencari foto ke lapangan.
Setelah mendapatkan momen yang dipesan, Dulmukti harus mencetak gambar itu ke Afen Foto yang telah menjadi mitra Sumatera Ekspres selama puluhan tahun.
Apalagi setelah Sumatera Ekspres tampil sebanyak 28 halaman, tugas Dulmukti Djaja semakin berat. Namun semua tugas yang dibebankan kepundaknya, ia jalani dengan lapang dada.
Ternyata semua itu telah membuat kemampuannya menjadi semakin teruji.
Bahkan Dulmukti Djaja memperoleh sejumlah penghargaan atas foto-foto jurnalistiknya selama berjibaku di Sumatera Ekspres bersama H Suparno Wonokromo dan karyawan-lainnya.
“Ini pengalaman yang sulit saya lupakan,” akunya pria tersebut. (Red)
Posting Komentar
0Komentar