Wartawan Kompas Pertama Penerima Vaksin di Papua

Berantas Sumsel
By -
0


JAYAPURA, BS.ID - Dhias Suwandi, jurnalis Kompas.com yang bertugas di Kota Jayapura, Papua, merupakan salah satu penerima vaksin Covid-19 di Papua.


Dhias merupakan wartawan pertama di Papua yang menerima vaksin buatan Sinovac, Jumat (15/1/2021).


Seperti diketahui, vaksinasiyang dilakukan di Kota Jayapura merupakan yang perdana di Provinsi Papua.


Vaksinasi ini diikuti kalangan pejabat publik, seperti Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono, Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal, dan sejumlah pejabat lainnya.


Vaksinasi perdana dilakukan di RSUD Dok II, Kota Jayapura. Dhias berada diurutan ke-20 penerima vaksin atau yang terakhir sebagai penerima vaksin hari ini. 


Dhias menceritakan awalnya sudah tertarik untuk divaksinasi. Namun, dia enggan mengajukan diri karena vaksinasi perdana dilakukan untuk pejabat publik.


Dia lantas bertanya kepada dr Aaron Rumainum yang merupakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua.


Aaron juga adalah orang pertama di Papua yang menerima vaksin Covid-19 buatan sinovac. Aaron menyuntikkan sendiri vaksin tersebut kelengannya pada Rabu, (13/1/2021).

"Tadi saat akhir acara, saya iseng tanya ke dr Aaron Rumainum apakah bisa daftar dadakan. Ternyata bisa karena ada beberapa relawan tidak lolos tes," kata Dhias, Jumat.


Setelah dinyatakan boleh mengikuti vaksinasi, Dhias kemudian diperiksa kesehatannya dan riwayat penyakit. Dhias pun dinyatakan lolos sebagai penerima vaksin. 


Usai divaksin, Dhias mengaku merasa mengantuk. Hal ini sebelumnya tidak pernah dia alami. Rasa kantuk dirasakan usai 1,5 jam disuntik vaksin.

"Setelah divaksin, saya mulai merasakan ngantuk, tapi belum kategori ngantuk berat, masih bisa saya tahan," ujar dia. 


Dhias mengatakan bersedia divaksin karena terkait tugasnya sebagai wartawan yang bertemu banyak orang dan rentan untuk terkena Covid-19.

"Memang ini sebenarnya dibutuhkan. Kalau (menggunakan) obat, virusnya ada terus. Selain itu, dengan banyaknya kontroversi di medsos (keamanan vaksin), butuh banyak orang mematahkan itu dengan mengajukan diri," kata dia. (BKR)

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)