// Tiada Sumbangsi dari Deplover Perumahan
PRABUMULIH, BS.ID - Dari 9 Rukun Warga (RW) dan 63 Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Gunung Ibul (GI), Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, diantaranya 3 wilayah di kelurahan tersebut jadi korban kebanjiran.
Hal tersebut diketehui oleh pihak Kelurahan Gunung Ibul pasca kebanjiran akibat intensitas hujan sejak sebulan terakhir ini. Dimana sebanyak 139 Kepala Keluarga (KK) atau rumah penduduk setempat sudah diberikan bantuan sembilan bahan pokok (sembako) asal Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih terkait belum lama ini.
"Kebanjiran jalan padat karya dan daerah rumah penduduk dipinggiran sungai kelekar sudah sering terjadi, terlebih kalau hujan lama dan deras," ungkap Lurah Gunung Ibul, Fitriyadi SH, ketika dibincangi media ini, Rabu (10/3/2021) di ruangan kerjanya.
Menurutnya, kebajiran daerah rumah penduduk terutama yang berada disekitaran Sungai Kelekar tersebut meliputi lingkungan RW 1,2 dan RW 9. Hal itu Adalah akibat dari luapan ketiga sungai yang ada.
"Sehingga air lari kemana-mana. Dan, sedangkan sungai kelekar menjadi penyempitan dampak dari sejumlah pembangunan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bersubdi dari deplover," terangnya.
Lanjutnya pria yang belum genap sebulan dipercaya pemerintah kota guna memimpin 40 ribuan warga di kelurahan itu, sebaiknya deplover jangan hanya terus membangun dan membangunkan rumah warga layak huni saja di kelurahan ini.
"Tetapi sebaiknya setiap mereka (deplover, red) kita yang membuka perumahan haruslah pikirkan juga standar pembangunan dan amdalnya," tambahnya seraya menyebutkan dinas terkait jangan mudah memberikan izin pembangunan perumahan jika tidak sesuai dengan standar pembangunan perumahan yang ada.
"Misalnya, standar jalan dan drainase perumahan itu berapa kedalamannya. Dengan demikian, setidaknya air bisa ditampung dan tak memasuki rumah penduduk perumahan itu," imbuhnya lelaki ramah dan mudah tersenyum tersebut.
Dikatakannya, pihak perumahan jangan cuma memikirkan keuntungan semata. Namun, sebaliknya pun pula harus pikirkan kenyamanan dan keindahan dilingkungan suatu perumahan itu.
"Terutama terkait masalah kualitas bangunan rumah. Nah, kalau terjadi apa-apa buat penghuni keluarga itu siapa yang bertanggung jawab. Sementara disisi lain, harga rumah dinilai cukup mahal dan masih banyak perbaikan-perbaikan dari si pemilik rumah itu," keluhnya.
Ia menambahkan, kedepan pihaknya akan mengadakan rapat dengan seluruh RT/RW, warga dan pihak terkait lain sebagainya guna membahas setiap pembangunan perumahan yang berada dibawah naungannya.
"Tujuannya ialah buat memanimalisirkan jangan sampai nanti kebanjiran daerah di kelurahan ini terus memperparah keadaan, salah satunya akibat pembangunan perumahan itu," ucapnya.
"Apalagi setiap kebanjiran disuatu perumahan belum pernah terdengar yang namanya pihak deplover memberikan bantuan kepada masyarakat kita," tukasnya.
Baru dua hari terakhir inilah sejumlah titik jalan utama di Perumahan CPI 1 Kelurahan Gunung Ibul tak becek lagi akibat melubernya air digot jalan usai hujan kemarin itu.
"Got jalan kami dangkal nian. Lebarnyo jugo kecek. Jadi dengan mudahnyo banyu sungai keleker masuk ke got jalan kami. Beruntung bae banyu idak sampai masuk ke rumah aku dan rumah-rumah warga lainnyo disini," keluh Suhai (30) dengan didampingi berapa warga lainnya, dikonfirmasi terpisah. (Tion)
Posting Komentar
0Komentar