MUARA ENIM, BS.ID - Ketua DPC Lembaga Pengawasan Reformasi Indonesia (LPRI) Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan Muskarel Cas atau yang akrab disapa Bung Karel tersebut menuding bahwa deforestasi dan pertambangan adalah penyebab bencana banjir yang menerjang beberapa wilayah kawasan Tanjung Enim dan sekitarnya.
Muskarel membandingkan pada saat banjir dulu tidak separah sekarang jika dibandingkan dulu karena faktor iklim, dan bukan deforestasi karena dulu aliran sungai dan serapan air masih terbilang bagus.
"Banjir sekarang ini lebih banyak karena deforestasi dan pertambangan yang tidak diikuti dengan menangani tempat pembuangan air, aliran air dan sebagainya," ungkap Muskarel selaku Ketua DPC LPRI Muara Enim kepada media ini, Minggu (26/06/2022).
Dikatakannya, untuk menghindari terjadinya dampak lingkungan diharapkan kepada pemerintah pusat dan daerah agar lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan khususnya usaha pertambangan bila perlu tindaktegas jika ada perusahaan pertambangan yang menyalahi prosedur penambangan batubara.
"Sudah jelas sanksi pencabutan izin izin usaha penambangan (IUP) sanksi terberat, dan bila perlu dilakukan pembatasan atau pengurangan wilayah IUP sehingga hutan sebagai paru-paru dunia berfungsi dengan baik," tegas Karel.
Ditambahkan Karel, terkait kawasan yang terjadi banjir hingga merendam beberapa rumah warga tersebut, pihak terkait dan pihak pengelola tambang wajib bertanggungjawab secara moral.
"Dan jangan hanya menutup mata saja dan cuma menjadi seremonial belaka untuk mengunjungi keadaan banjir agar masyarakat simpatik," pungkas Karel merasa prihatin atas kondisi banjir langganan itu. (Junaidi)
Posting Komentar
0Komentar