Indonesia Benar-Benar Merdeka, Kalau Bebas dari Kejahatan Korupsi

Redaksi BS
By -
0



JAKARTA, BS.ID - 17 Agustus 2022, segenap Bangsa Indonesia dimanapun berada, dapat kembali memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 tahun ini.

"Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih kuat, yang diusung pemerintah sebagai tema besar Peringatan HUT RI tahun ini, sangat tepat, mengingat bangsa kita dibawah kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo, terbukti pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat dari ragam persoalan bangsa, tantangan serta situasi global yang tidak membuat republik ini jatuh, apalagi terpuruk, seperti negara-negara dunia lainnya," ungkap Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, Firli Bahuri, Rabu (17/8/2022).


Mental dan semangat tempur yang tertanam dalam benak, hati dan pikiran setiap anak bangsa di republik ini, tentunya tak lepas dari tauladan yang diwariskan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia, tempo dulu.


Firli Bahuri teringat kisah heroik para pejuang kemerdekaan, baik melalui buku pelajaran di sekolah, maupun dongeng penghantar tidur yang selalu diceritakan ayahnya saat masih hidup.


Masih terbayang masa-masa kecilnya, dimana usai numpang nonton TV tetangga yang memutar film perang kemerdekaan oleh Stasiun TVRI, Firli kecil anak dusun bersama teman-teman sebaya bermain perang-perangan di kebun, sawah atau pinggiran anak sungai musi, dengan senapan mainan yang dibuat dari pelepah daun  pisang.


Dari buku sejarah di sekolah, maupun kisah perjuangan pahlawan yang diceritakan ayahnya, banyak sekali tauladan kehidupan antara lain nilai-nilai kesederhanaan, ketulusan, keikhlasan, kejujuran dan rasa cinta luar biasa kepada bangsa dan negara, yang memicu keberanian dan kerelaan luar biasa untuk berkorban harta, raga bahkan nyawa sekalipun untuk kemajuan negeri yang dicintai ini.

"Tidak sedikit esensi dan pelajaran yang dapat digali dari integritas para pejuang, yang seyogianya bukan sekedar kita ketahui namun seharusnya dijadikan contoh dan pedoman untuk meneruskan perjuangan mengisi kemerdekaan yang dulu mereka rebut dengan darah dan air mata," akunya.


Seiring perjalanan waktu, mengisi kemerdekaan memang ternyata lebih sulit ketimbang berjuang merebut kemerdekaan, mengingat musuh negara yang dihadapi saat ini, tak lain adalah segelintir manusia-manusia yang memiliki "mental terjajah",  khususnya terjajah oleh perilaku koruptif.


Mental terjajah oleh perilaku koruptif, adalah menjadi biang keladi terhambatnya kemajuan bangsa dan negara, sesuai dengan cita-cita didirkannya republik ini.

"Ciri-ciri manusia dangan mental terjajah, yakni inferioritas, rendah diri sehingga tidak malu menadahkan tangan, meminta-minta sesuatu yang bukan menjadi haknya, dan berani melakukan tindakan korupsi apabila tidak terpenuhi keinginannya," jelasnya.


Ingat, kata dia, korupsi bukan hanya kejahatan merugikan keuangan negara, bukan saja merugikan perekonomian negara, tetapi korupsi merupakan bagian dari kejahatan merampas hak-hak rakyat, hak azazi manusia sehingga karena itulah baginya korupsi adalah kejahatan melawan kemanusiaan (corruption is a crime againts humanity).


Bahkan banyak negara gagal mewujudkan tujuannya dikarenakan kejahatan korupsi. Karena itu, sudah saatnya seluruh anak bangsa berperan untuk menghentikan korupsi dan mengangkat senjata bambu runcing yang tak lain intergritas, nilai-nilai kejujuran yang dibalut kekuatan moral dan ahlak yang tinggi untuk melawan dan membasmi korupsi.


Dalam pidato kenegaraan beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo menyebut perlindungan hukum, sosial, politik, dan ekonomi untuk rakyat harus terus diperkuat. Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya, tanpa pandang bulu.


Keamanan, ketertiban sosial, dan stabilitas politik adalah kunci. Rasa aman dan rasa keadilan harus dijamin  oleh negara, khususnya oleh aparat penegak hukum dan lembaga peradilan. Demikian juga dengan pemberantasan korupsi juga terus menjadi prioritas utama. 

"Saya sangat sependapat dengan bapak presiden, dan atas hal itulah, KPK mantap senantiasa memperkuat sinergitas dengan polri dan kejaksaan dalam hal pemberantasan korupsi, yang menjadi persoalan prioritas bangsa yang harus cepat diatasi," jelasnya.

"Saya ingatkan, pemerintah tidak pernah main-main dengan upaya pemberantasan korupsi. Upaya pencegahan harus ditingkatkan melalui tata kelola yang sederhana, transparan, dan efisien. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu sejalan dengan penegakan nilai-nilai demokrasi yang juga tidak bisa ditawar," tambahnya.


Berbicara penegakan hukum, KPK sudah tentu tidak dapat berjalan sendiri melakukan tugas dan kewajibannya sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di negeri ini. Peran aktif serta dukungan seluruh eksponen bangsa sangat diperlukan dalam perang melawan laten korupsi dan perilaku koruptif yang telah menjadi penyakit kronis di republik ini.

"Alhamdulilllah, skor Indeks Persepsi Korupsi dari Transparansi Internasional, naik dari 37 menjadi 38 di tahun 2021. Indeks Perilaku Anti Korupsi dari BPS juga meningkat, dari 3,88 ke 3,93 Tahun 2022," bebernya.


Capaian ini tentunya tak lepas dari nilai-nilai perjuangan para pejuang kemerdekaan sebagai pelajaran berharga yang tak lekang oleh waktu apalagi tergerus perkembangan zaman, sehingga selalu dapat jadikan momentum kebangkitan semangat bagi segenap anak bangsa di negeri ini, untuk menyelesaikan ragam persoalan yang datang silih-berganti, serta permasalahan mendasar bangsa yaitu laten korupsi dan perilaku koruptif yang berurat akar disetiap sendi kehidupan bangsa.


Dengan andil segenap anak bangsa yang memiliki integritas kuat dengan moral, etika serta nilai-nilai agama, ketuhanan dan kejujuran menjadi karakter mereka, ditambah tiga strategi pemberantasan korupsi KPK yaitu pendekatan pendidikan masyarakat untuk membentuk mindset dan culture set baru antikorupsi, pendekatan pencegahan yang tujuan utamanya menghilangkan kesempatan dan peluang untuk korupsi, dan pendekatan penindakan dimana ketiganya adalah core business KPK dalam pemberantasan korupsi serta dilaksanakan secara holistik, integral sistemik, dan sustainable sehingga perang dan menang melawan penjajah bernama korupsi bukanlah sekadar mimpi atau impian, namun dapat terwujud nyata sehingga Indonesia bersih dari segala bentuk korupsi. 

"Tidak berlebihan jika saya katakan, merdeka itu sejatinya ketika bangsa dan negara kita benar-benar bersih dan bebas dari segala bentuk korupsi," bebernya.

"Dengan semangat Kemerdekaan Ke-77 Republik Indonesia, mari, kita semua seluruh anak bangsa di negeri ini, harus terus berkomitmen untuk memberantas korupsi. Pulih lebih cepat, Bangkit lebih Kuat. Indonesia Pulih, Bersatu Memberantas Korupsi," tutupnya. (Ron)


Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)