// Larang Keras Santri Bawa HP Mondok
PRABUMULIH, BS.ID - Demi meningkati mutu pendidikan dan kemajuan pembangunan di lingkungan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien, Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), dimana pihak pondok pesantren terus berbenah diri.
Baik itu hal terkait kualitas pegawai, tenaga pendidik (ustadz/udtadzah, santri dan lainnya di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien berada di Jalan Nian, Kelurahan Gunung Ibul (GI), Kecamatan Prabumulih Timur Kota Prabumulih.
Setidaknya, hal tersebut diungkapkan Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Mubtadi-ien, KH Solehan Makmun. Diakunyai, dalam waktu dekat pihak Yayasan Ponpes Hidayatul Mubtadi-ien akan berkunjung ke pesantren dalam rangka hal mengevaluasi guru menjadi guru mata pelajaran (mapel), yakni salah satunya soal rencana pembelajaran (RPP) setiap tahunnya.
"Nah, itu hal juga kebenaran bersamaan dengan tim akreditasi kita datang ke sini buat menaiki status akreditasi MTS, dari C harap naik menjadi B atau B gemuk," ungkapnya, ketika dibincangi media ini, Sabtu (14/1/2023) di pondok pesantren tersebut seraya menyebutkan kedatangan mereka diperkira Maret atau Juli mendatang.
Selain itu, lanjut Solehan Makmun, bukan cuma belasan mata pelajaran (mapel) umum dan keagamaan saja yang digalakkan pihaknya bagi santri tingkat MTS dan MA pondok pesantren dibawah pimpinannya.
"Termasuk pun pula juga sebaliknya program unggulan ilmu-ilmu kitab yang ada di pondok kita, justru sama halnya lebih gencar diberikan kita kepada mereka (santri, red) kita," imbuh dia pondoknya memiliki banyak pegawai/ustadz atau ustadzah dengan santri saat ini mencapai 80-an, yang alumni ratusan sejak beroperasional 2015, lalu.
KH Solehan Makmun menambahkan, juga dalam menyangkut merekrumen santri setiap tahunnya tak luput dilupakan pihaknya. Dijelaskannya, itu hal dilakukan dengan cara baik lewat sosialiasi para guru/pegawai itu sendiri di tengah lingkungan masyarakat, khususnya Kota Nanas tercinta ini. Serta ditambahi lagi lewat program adzan, ceramah agama dan mengaji oleh santri terbaiknya di masjid-masjid yang ada rutin setiap jumat.
"Nah, disini masyarakat bisa menilai sendiri kualitas anak-anak didik kami. Dengan demikian, setidaknya hal ini dapat membantu soal dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) setiap tahun di madrasah, termasuklah Tahun Ajaran 2023/2024 nanti," tuturnya.
Terlebih lagi, menurut dia, untuk sementara waktu menyangkut proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di pondok pesantren dibawah naungannya. Tentu pihaknya melarang keras para santri dan santriwati membawa hand phone (HP) android ke sini.
"Apalagi HP android itu lebih banyak negatif ketimbang positifnya. Biarlah orang bilang mereka (murid, red) kita gaptek (gagap teknologi) selama mondok. Nah, setelah tamat terserah dari mereka," tuturnya pria paruh bayah berkulit sawo matang didampingi istri tercintanya.
"Terlebih buat keperluan maupun kebutuhan santri-santri sama keluarganya. Ya, biarlah kami sendiri menelpon orang tuanya," tutupnya lelaki itu yang mana program santri jumatan ke masjid-masjid kerjasama dengan pengurus Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Bumi Seinggok Sepemunyian ini. (BN)
Posting Komentar
0Komentar