PRABUMULIH, BS.ID - Angka kemiskinan di Prabumulih masih mencapai 11,28 persen sejauh ini, Wako Prabumulih Ir, H Ridho Yahya MM menginginkan penanganan kemiskinan lebih serius lagi di akhir masa jabatannya.
Ridho mengatakan, mengajak kelurahan/desa hanya fokus mengurus pengentasan kemiskinan, dan masalah pembangunan fisik urusan Pemkot Prabumulih melalui Dinas PUPR.
“Kelurahan sudah kita anggarkan Rp 200 juta tahun ini, guna penyusunan program pengentasan kemiskinan. Demikian pula, desa juga menggunakan dana ADD guna pengentasan kemiskinan,” ujar Ridho, sapaan akrabnya, Senin (6/2/2023).
Dia menerangkan, biaya hidup di Prabumulih ditetapkan BPS Prabumulih mengalami kenaikan dari Rp 600 ribuan perbulan menjadi Rp 700 ribuan perbulan.
“Kita tetap optimis meski belum merampungkan soal kemiskinan, bisa menurun angka kemiskinan di Prabumulih hingga satu digit,” jelas suami Ir, Hj Suryanti Ngesti Rahayu.
Harapannya, lewat program pengentasan kemiskinan disusun kelurahan/desa bisa mengentaskan kemiskinan di Kota Nanas ini.
“Baik kelurahan/desa, tengah menyusun program pengentasan kemiskinan di Kota Nanas ini,” sebut ayah tiga anak ini.
Senada dibenarkan Sekda, Elman ST, MM juga membenarkan, kelurahan telah memiliki anggaran Rp 200 juta dalam rangka program pengentasan kemiskinan. “Kalau desa, tengah disusun berapa besar anggaran akan dialokasikan guna program pengentasan kemiskinan,” tambah Elman.
Pengentasan kemiskinan, kata dia, tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri tetapi harus menyeluruh.
“Konsisten pengentasan kemiskinan lewat program disusun kelurahan/desa bisa menekan angka kemiskinan di Prabumulih diakhir 2023 ini,” pungkasnya. (BN)
Posting Komentar
0Komentar